Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan mencatat adanya penurunan harga atau deflasi untuk berbagai kelompok makanan pada Juni 2024 sebesar minus 0,26 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

"Secara umum Sulsel alami deflasi minus 0,26 persen dan jika melihat statistiknya, maka hingga akhir tahun target inflasi bisa di bawah empat persen," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Senin.

Dia menyebutkan secara tahunan atau year on year, Sulsel masih inflasi 2,03 persen (yoy), sementara secara year to date inflasi Sulsel tercatat 0,83 persen (ytd).

Untuk inflasi tahunan 2,03 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 105,84 itu, hasil gabungan dari delapan kota di Sulsel yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi di 24 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Dari lima delapan IHK di Sulawesi Selatan, inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo sebesar 2,73 persen dengan IHK sebesar 106,34. Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 1,77 dengan IHK sebesar 106,13.

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Juni 2024, antara lain beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, cabai rawit, angkutan udara, gula pasir, bawang merah, ikan layan dan kontrakan rumah.

Untuk komoditas penyeimbang inflasi yang memberi andil deflasi yakni ikan bandeng, bahan bakar rumah tangga, tempe, ikan teri, ayam hidup, sabun cair, minyak goreng, asam, ikan tuna dan cabai merah.

Pada Juni 2024, seluruh kota IHK di Provinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah 8 kabupaten/kota mengalami inflasi yoy.

"Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo Rappang sebesar 2,73 persen dengan IHK sebesar 106,34 dan terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 1,77 persen dengan IHK sebesar 106,13," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024