Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar Sulawesi Selatan yang didukung Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui program Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat (ERAT) menggelar Lokakarya Penggunaan Data Pusat Pengembangan Anak (PPA), Stunting, dan Kemiskinan Ekstrim untuk pencegahan dan penanganan perkawinan anak, di Kota Makassar, Rabu.
"Saat ini tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan data tersebut sehingga dapat memberikan pandangan yang menyeluruh terhadap kondisi sosial masyarakat, terutama terkait dengan kesiapan orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka," kata Kepala Bidang PPM Bappeda Kota Makassar Noptiadi saat membuka lokakarya tersebut.
Ia mengatakan lokakarya itu bertujuan menghasilkan data yang terintegrasi mengenai ATS, stunting, dan kemiskinan ekstrem, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang intervensi yang lebih efektif dan terukur.
Selain itu, lokakarya itu sebagai perkuatan kolaborasi dalam penggunaan data antar pemangku kepentingan terkait pencegahan dan penanganan masalah-masalah tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Evaluasi Daerah Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Ukrima Rijal menambahkan pentingnya pemanfaatan data dalam perencanaan dan penganggaran daerah untuk mendukung keputusan perencanaan strategis.
Ia pun memaparkan data indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan, ATS, angka prevalensi stunting, dan data lainnya di Sulsel.
"Data ini menjadi kunci dalam menyusun keputusan perencanaan strategis yang akurat dan berkelanjutan, memungkinkan pihak terkait untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien serta menargetkan intervensi yang tepat sasaran untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrim Sulsel," jelasnya.
Pada kesempatan ini pun, Rosniaty Panguriseng turut hadir sebagai fasilitator untuk mendukung penyusunan data strategis pada lokakarya ini yang dihadiri OPD Pemkot Makassar, PKK Makassar, Shelter warga Makassar, BAZNAS Makassar, UPTD PPA Kota Makassar, HWDI Sulsel, Dasawisma Makassar dan Forum Anak Makassar.
"Saat ini tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan data tersebut sehingga dapat memberikan pandangan yang menyeluruh terhadap kondisi sosial masyarakat, terutama terkait dengan kesiapan orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka," kata Kepala Bidang PPM Bappeda Kota Makassar Noptiadi saat membuka lokakarya tersebut.
Ia mengatakan lokakarya itu bertujuan menghasilkan data yang terintegrasi mengenai ATS, stunting, dan kemiskinan ekstrem, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang intervensi yang lebih efektif dan terukur.
Selain itu, lokakarya itu sebagai perkuatan kolaborasi dalam penggunaan data antar pemangku kepentingan terkait pencegahan dan penanganan masalah-masalah tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Evaluasi Daerah Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Ukrima Rijal menambahkan pentingnya pemanfaatan data dalam perencanaan dan penganggaran daerah untuk mendukung keputusan perencanaan strategis.
Ia pun memaparkan data indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan, ATS, angka prevalensi stunting, dan data lainnya di Sulsel.
"Data ini menjadi kunci dalam menyusun keputusan perencanaan strategis yang akurat dan berkelanjutan, memungkinkan pihak terkait untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien serta menargetkan intervensi yang tepat sasaran untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrim Sulsel," jelasnya.
Pada kesempatan ini pun, Rosniaty Panguriseng turut hadir sebagai fasilitator untuk mendukung penyusunan data strategis pada lokakarya ini yang dihadiri OPD Pemkot Makassar, PKK Makassar, Shelter warga Makassar, BAZNAS Makassar, UPTD PPA Kota Makassar, HWDI Sulsel, Dasawisma Makassar dan Forum Anak Makassar.