Makassar (ANTARA) - Manajemen PT Vale Indonesia menanggapi desakan Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan agar PT Vale menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale) menyadari adanya aksi damai masyarakat yang berlangsung di kantornya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Protes yang dipelopori oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menyuarakan hak asasi para warga Loeha Raya dan hutan lindung Tanamalia, dimana daerah berjarak dekat dengan camp-site PT Vale.
"Kami sangat bersimpati dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang turut memanfaatkan sumber daya alam untuk mata pencaharian sehari-hari. Hutan Tanamalia yang kaya akan biodiversitas ini memang perlu kita jaga sama-sama agar manfaat yang diberikan bisa dirasakan juga oleh generasi mendatang," demikian yang disampaikan Senior Coordinator PT Vale Suwarny Dammar dalam keterangan resmi yang diterima di Makassar, Jumat (26/7/2024).
Selain itu, pihak PT Vale menyampaikan bahwa rencana eksplorasi yang dilakukan saat ini berada di lokasi di luar lahan milik masyarakat. Atas kejadian ini, upaya PT Vale dalam melakukan perlindungan hutan sesuai Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) tidak dapat terlaksana.
"Oleh sebab itu, kami terus memastikan adanya dialog terbuka antara Vale dengan warga setempat yang terdampak. Transparansi merupakan nilai yang selalu kami gaungkan, dan komunikasi dua-arah selalu dijalin dengan para warga sekitar. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," ujarnya.
"Kolaborasi sangatlah penting untuk direalisasikan, dan kami telah berkoordinasi secara aktif oleh para Kepala Desa di Loeha Raya, kecamatan dan kabupaten, serta stakeholders terkait. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," sambungnya.
Menurut dia, pihaknya mendengar dan menerima segala bentuk saran dan kritik konstruktif agar kita bersama-sama dapat melestarikan hutan dan budaya yang selama ini telah dijaga.
PT Vale Senatiasa sangat terbuka dalam melaksanakan setiap kegiatannya.
Sebelumnya, Walhi Sulawesi Selatan mendesak PT Vale menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia, Kabupaten Luwu Timur.
"Kami mendesak PT Vale Indonesia segera menghentikan eksplorasi karena mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya " papar Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir saat aksi di depan Kantor Perwakilan PT Vale di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (25/7).
Pihak Walhi menekankan, aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang kini terancam aktivitas pertambangan nikel dilakukan oleh PT Vale Indonesia.
"Dampaknya, dimana masyarakat setempat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica akan kehilangan mata pencaharian utama bila PT Vale memaksakan menambang di daerah itu," ucapnya menekankan.
Sulsel juga mendesak pihak perusahaan segera menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur. Sebab, eksplorasi yang dilakukan di Tanamalia tersebar pada lima desa mengancam penghidupan ribuan masyarakat dari petani, perempuan, dan buruh tani.
Selain itu, Walhi juga mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium guna menghentikan eksplorasi tambang nikel di lokasi setempat. Alasannya, tempat tersebut masih terjaga kelestariannya serta menjadi tempat mata pencarian ekonomi bagi warga setempat.
"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu. kami kembali mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," paparnya menegaskan.
Rahmat mengungkapkan, dari informasi yang diterima, sejauh ini masyarakat yang bermukim di wilayah Loeha Raya sedang menghadapi dugaan intimidasi dari aparat keamanan maupun orang suruhan perusahaan tersebut.
"Kini, warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat maupun perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang saat ini tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya," ungkap dia.
Aksi protes tersebut berlangsung damai, sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam organisasi Walhi Sulsel mengangkat spanduk dan poster penolakan tambang nikel. Tidak nampak perwakilan PT Vale menerima aksi mereka hingga selesai, tapi hanya beberapa staf mengambil gambar aksi untuk keperluan dokumentasi.
PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale) menyadari adanya aksi damai masyarakat yang berlangsung di kantornya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Protes yang dipelopori oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menyuarakan hak asasi para warga Loeha Raya dan hutan lindung Tanamalia, dimana daerah berjarak dekat dengan camp-site PT Vale.
"Kami sangat bersimpati dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang turut memanfaatkan sumber daya alam untuk mata pencaharian sehari-hari. Hutan Tanamalia yang kaya akan biodiversitas ini memang perlu kita jaga sama-sama agar manfaat yang diberikan bisa dirasakan juga oleh generasi mendatang," demikian yang disampaikan Senior Coordinator PT Vale Suwarny Dammar dalam keterangan resmi yang diterima di Makassar, Jumat (26/7/2024).
Selain itu, pihak PT Vale menyampaikan bahwa rencana eksplorasi yang dilakukan saat ini berada di lokasi di luar lahan milik masyarakat. Atas kejadian ini, upaya PT Vale dalam melakukan perlindungan hutan sesuai Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) tidak dapat terlaksana.
"Oleh sebab itu, kami terus memastikan adanya dialog terbuka antara Vale dengan warga setempat yang terdampak. Transparansi merupakan nilai yang selalu kami gaungkan, dan komunikasi dua-arah selalu dijalin dengan para warga sekitar. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," ujarnya.
"Kolaborasi sangatlah penting untuk direalisasikan, dan kami telah berkoordinasi secara aktif oleh para Kepala Desa di Loeha Raya, kecamatan dan kabupaten, serta stakeholders terkait. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," sambungnya.
Menurut dia, pihaknya mendengar dan menerima segala bentuk saran dan kritik konstruktif agar kita bersama-sama dapat melestarikan hutan dan budaya yang selama ini telah dijaga.
PT Vale Senatiasa sangat terbuka dalam melaksanakan setiap kegiatannya.
Sebelumnya, Walhi Sulawesi Selatan mendesak PT Vale menghentikan eksplorasi tambang nikel di Blok Tanamalia, Kabupaten Luwu Timur.
"Kami mendesak PT Vale Indonesia segera menghentikan eksplorasi karena mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya " papar Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir saat aksi di depan Kantor Perwakilan PT Vale di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (25/7).
Pihak Walhi menekankan, aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang kini terancam aktivitas pertambangan nikel dilakukan oleh PT Vale Indonesia.
"Dampaknya, dimana masyarakat setempat yang telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica akan kehilangan mata pencaharian utama bila PT Vale memaksakan menambang di daerah itu," ucapnya menekankan.
Sulsel juga mendesak pihak perusahaan segera menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur. Sebab, eksplorasi yang dilakukan di Tanamalia tersebar pada lima desa mengancam penghidupan ribuan masyarakat dari petani, perempuan, dan buruh tani.
Selain itu, Walhi juga mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium guna menghentikan eksplorasi tambang nikel di lokasi setempat. Alasannya, tempat tersebut masih terjaga kelestariannya serta menjadi tempat mata pencarian ekonomi bagi warga setempat.
"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu. kami kembali mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," paparnya menegaskan.
Rahmat mengungkapkan, dari informasi yang diterima, sejauh ini masyarakat yang bermukim di wilayah Loeha Raya sedang menghadapi dugaan intimidasi dari aparat keamanan maupun orang suruhan perusahaan tersebut.
"Kini, warga tengah menghadapi intimidasi dari oknum aparat maupun perusahaan. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang saat ini tengah berjuang melindungi perkebunan mericanya," ungkap dia.
Aksi protes tersebut berlangsung damai, sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam organisasi Walhi Sulsel mengangkat spanduk dan poster penolakan tambang nikel. Tidak nampak perwakilan PT Vale menerima aksi mereka hingga selesai, tapi hanya beberapa staf mengambil gambar aksi untuk keperluan dokumentasi.