Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kota Makassar menampilkan Tari Bunga Buttaya pada kegiatan Makassar International Eight Festival and Forum (F8) yang diselenggarakan di kawasan Tugu MNEK CPI.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Sabtu, mengatakan bahwa seniman lokal sudah setara dengan seniman-seniman dunia.

"Tari Bunga Buttaya ini persembahan dari Dinas Kebudayaan yang menggambarkan karakter Perempuan Makassar," ujarnya.

Danny menjelaskan, Tari Bunga Buttaya memiliki makna dari dua kata yang memiliki entitas yang tak terpisahkan. Sosok perempuan bermakna makhluk yang memiliki sifat lembut dan anggun, sedangkan Makassar sebagai sebuah daerah atau suku yang memiliki karakter kuat dengan nilai adat dan budaya.

Dalam durasi 15 menit lebih, para penari dari sanggar seni Arajang dan Datu Museng yang berkolaborasi dengan Tongkonan Art Makassar benar-benar menghipnotis penonton.

Penampilan pemudi-pemudi binaan Dinas Kebudayaan Makassar ini juga banjir pujian. Karakter perempuan Makassar begitu terlihat. Mereka betul-betul menampilkan performa terbaiknya. Tak hanya dengan sorotan pakaian tradisional menarik, tarian mereka juga memukau pengunjung.

Tepuk tangan dan riuh audiens menambah semangat dengan perpaduan gerak tubuh juga kostum yang menyala.

Di panggung utama ini, terlihat para penari membuktikan diri bahwa gerak-langkah mereka tergambarkan sebagaimana tema yang diangkat. Aksi mereka akhirnya mendapat pujian dari para pengunjung.

"Di sinilah di F8, bertemunya semua talenta dari anak-anak Makassar, anak-anak Sulawesi Selatan dan Indonesia. Semua berkolaborasi dan setara dengan seniman seluruh dunia," kata Danny Pomanto.

Penampilan ditutup dengan spirit "pakarena", ragam gerak penari yang kaya makna filosofis mendeskripsikan perempuan Makassar masa kini, tidak hanya figur pelengkap dalam tatanan kehidupan, tetapi juga menjadi pemeran dalam penyeimbang tatanan kehidupan.

Bunga Buttayya akhirnya menarasikan karya eksploratif dari peran perempuan Makassar yang memiliki karakter kuat nan tangguh.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024