Makassar (ANTARA) - Pengurus Yayasan Islamic Center (YIC) Masjid Al Markaz Al Islami Makassar menjadwalkan shalat ghaib atas wafatnya pemimpin Gerakan Hamas Ismail Haniyeh dalam sebuah serangan saat berada di wilayah Iran pada Rabu waktu setempat.
"Innalillahi wainnailaihi raji'uun. Kami semua berduka atas meninggalnya almarhum Ismail Haniyeh," sebut Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Prof KH Muammar Bakry usai rapat pengurus di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Ketua Biro Politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh itu gugur usai bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya kejadian tersebut.
Prof Muammar menyampaikan hasil rapat pengurus sepakat menggelar shalat ghaib untuk almarhum Ismail Haniyeh usai pelaksanaan Shalat Jumat besok di masjid setempat.
"Kami mengajak umat Islam untuk bersama-sama melaksanakan shalat ghaib di Masjid Al-Markaz ini," kata Wakil Ketua Pengurus YIC Al Markaz Al Islami itu menambahkan.
Sebelumnya, pada 12 Juli 2024 Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI HM Jusuf Kalla bersama Ketua Umum YIC Al-Markaz Al Islami Hamid Awaluddin bertemu dengan pemimpin politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh selama dua jam di Doha, Qatar.
Melalui siaran persnya, pria akrab disapa JK ini dalam pertemuan itu mengingatkan Haniyeh bahwa perdamaian di Palestina hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.
JK yang dikenal sebagai tokoh perdamaian ini menuturkan, jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza secara otomatis dapat dilaksanakan.
"Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan ideologis," papar Ketua Dewan Masjid Indonesia ini.
Untuk menciptakan perbaikan kondisi di Palestina, kata JK, menyarankan agar organisasi Hamas tetap harus menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah.
Begitu pula dengan hubungan internal Hamas sendiri. Tanpa kesatuan aspirasi serta institusi hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah di jalur Gaza.
Ismail Haniyeh dalam pertemuan itu memuji posisi dan peran diplomatik Republik Indonesia yang aktif dalam pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Gaza.
Kontribusi Indonesia tersebut, dirasakan langsung masyarakat Palestina di Gaza karena terlibat dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi, serta solidaritas luas mereka terhadap rakyat Palestina.
Dalam pertemuan itu, Ismail Haniyeh menjelaskan kondisi terkini di Gaza, masalah kemanusiaan dan politik. Dalam pertemuan di Doha itu, Haniyeh mengungkapkan sangat ingin bersatu dengan Al Fatah di Beijing dan berharap bisa berkunjung ke Indonesia bersama Al Fatah setelah dari Beijing.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengurus Masjid Al-Markaz jadwalkan shalat ghaib untuk Ismail Haniyeh
"Innalillahi wainnailaihi raji'uun. Kami semua berduka atas meninggalnya almarhum Ismail Haniyeh," sebut Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Prof KH Muammar Bakry usai rapat pengurus di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Ketua Biro Politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh itu gugur usai bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya kejadian tersebut.
Prof Muammar menyampaikan hasil rapat pengurus sepakat menggelar shalat ghaib untuk almarhum Ismail Haniyeh usai pelaksanaan Shalat Jumat besok di masjid setempat.
"Kami mengajak umat Islam untuk bersama-sama melaksanakan shalat ghaib di Masjid Al-Markaz ini," kata Wakil Ketua Pengurus YIC Al Markaz Al Islami itu menambahkan.
Sebelumnya, pada 12 Juli 2024 Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI HM Jusuf Kalla bersama Ketua Umum YIC Al-Markaz Al Islami Hamid Awaluddin bertemu dengan pemimpin politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh selama dua jam di Doha, Qatar.
Melalui siaran persnya, pria akrab disapa JK ini dalam pertemuan itu mengingatkan Haniyeh bahwa perdamaian di Palestina hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.
JK yang dikenal sebagai tokoh perdamaian ini menuturkan, jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza secara otomatis dapat dilaksanakan.
"Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan ideologis," papar Ketua Dewan Masjid Indonesia ini.
Untuk menciptakan perbaikan kondisi di Palestina, kata JK, menyarankan agar organisasi Hamas tetap harus menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah.
Begitu pula dengan hubungan internal Hamas sendiri. Tanpa kesatuan aspirasi serta institusi hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah di jalur Gaza.
Ismail Haniyeh dalam pertemuan itu memuji posisi dan peran diplomatik Republik Indonesia yang aktif dalam pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Gaza.
Kontribusi Indonesia tersebut, dirasakan langsung masyarakat Palestina di Gaza karena terlibat dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi, serta solidaritas luas mereka terhadap rakyat Palestina.
Dalam pertemuan itu, Ismail Haniyeh menjelaskan kondisi terkini di Gaza, masalah kemanusiaan dan politik. Dalam pertemuan di Doha itu, Haniyeh mengungkapkan sangat ingin bersatu dengan Al Fatah di Beijing dan berharap bisa berkunjung ke Indonesia bersama Al Fatah setelah dari Beijing.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengurus Masjid Al-Markaz jadwalkan shalat ghaib untuk Ismail Haniyeh