Makassar (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) KM Pilar membantu pemberdayaan pemuda di Kelurahan Baju Bodoa, Maros, melalui sektor pertanian dengan budidaya jamur tiram.
Tim yang terdiri atas 15 mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas ini membentuk dan memberdayakan sanggar tani muda melalui berbagai kegiatan yang dapat menciptakan petani muda produktif dengan mengedepankan sistem pertanian berkelanjutan.
Ketua tim PPK KM Pilar Mutmainnah di Makassar, Rabu, mengatakan program yang diberi nama Raja Farmer ini dilatarbelakangi kondisi sektor pertanian yang semakin tidak diminati generasi muda saat ini, lantaran stigma pertanian sebagai pekerjaan yang kasar dengan pendapatan yang tidak menentu.
“Kami melihat salah satu bentuk usaha bidang pertanian yang saat ini potensial untuk dibudidayakan yaitu jamur tiram, karena memiliki siklus hidup yang cepat yaitu sekitar dua sampai tiga bulan dan tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga sangat menguntungkan untuk tujuan komersial,” ujarnya.
Lebih lanjut Mutmainnah menjelaskan program ini tidak hanya budidaya jamur tiram, namun juga pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sanggar tani muda tentang pertanian berkelanjutan, seperti pelatihan pembuatan pupuk organik cair.
Dosen Pendamping PPK Ormawa KM Pilar Bayu Mario SP MP MSc mengatakan bahwa pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini merupakan salah satu langkah konkret dari Tim PPK Ormawa KM Pilar dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan petani.
“Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi komunitas lain dalam mengembangkan praktik pertanian yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Untuk budidaya jamur tiram, pemuda desa diberi pelatihan mulai dari pencampuran media tanam atau baglog, pengisian baglog, sterilisasi baglog, inokulasi bibit jamur tiram, dan inkubasi jamur tiram.
Peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung, sehingga dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan lebih baik.
Salah satu pemuda Desa Baju Bodoa, Yusran, mengungkap antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan ini karena sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram.
Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi PhD mengatakan bahwa PPK Ormawa ini adalah bentuk pengabdian organisasi mahasiswa yang didukung oleh Kemendikbudristek.
Ia berharap dengan hadirnya mahasiswa di tengah-tengah masyarakat bisa memberikan manfaat untuk kedua belah pihak.
“Program ini tak hanya memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat, tetapi juga menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa terjun langsung memberikan solusi atas permasalahan di masyarakat melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus,” ujarnya.
Tim yang terdiri atas 15 mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas ini membentuk dan memberdayakan sanggar tani muda melalui berbagai kegiatan yang dapat menciptakan petani muda produktif dengan mengedepankan sistem pertanian berkelanjutan.
Ketua tim PPK KM Pilar Mutmainnah di Makassar, Rabu, mengatakan program yang diberi nama Raja Farmer ini dilatarbelakangi kondisi sektor pertanian yang semakin tidak diminati generasi muda saat ini, lantaran stigma pertanian sebagai pekerjaan yang kasar dengan pendapatan yang tidak menentu.
“Kami melihat salah satu bentuk usaha bidang pertanian yang saat ini potensial untuk dibudidayakan yaitu jamur tiram, karena memiliki siklus hidup yang cepat yaitu sekitar dua sampai tiga bulan dan tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga sangat menguntungkan untuk tujuan komersial,” ujarnya.
Lebih lanjut Mutmainnah menjelaskan program ini tidak hanya budidaya jamur tiram, namun juga pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sanggar tani muda tentang pertanian berkelanjutan, seperti pelatihan pembuatan pupuk organik cair.
Dosen Pendamping PPK Ormawa KM Pilar Bayu Mario SP MP MSc mengatakan bahwa pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini merupakan salah satu langkah konkret dari Tim PPK Ormawa KM Pilar dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan petani.
“Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi komunitas lain dalam mengembangkan praktik pertanian yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Untuk budidaya jamur tiram, pemuda desa diberi pelatihan mulai dari pencampuran media tanam atau baglog, pengisian baglog, sterilisasi baglog, inokulasi bibit jamur tiram, dan inkubasi jamur tiram.
Peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung, sehingga dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan lebih baik.
Salah satu pemuda Desa Baju Bodoa, Yusran, mengungkap antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan ini karena sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram.
Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi PhD mengatakan bahwa PPK Ormawa ini adalah bentuk pengabdian organisasi mahasiswa yang didukung oleh Kemendikbudristek.
Ia berharap dengan hadirnya mahasiswa di tengah-tengah masyarakat bisa memberikan manfaat untuk kedua belah pihak.
“Program ini tak hanya memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat, tetapi juga menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa terjun langsung memberikan solusi atas permasalahan di masyarakat melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus,” ujarnya.