Makassar (ANTARA) - Sebanyak 613 peneliti dari 21 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dan mitra menghadiri Seminar dan Monitoring Evaluasi (Monev) Akhir Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) di Unhas, Makassar, Kamis.
Ratusan peneliti memaparkan hasil dari 192 judul riset kolaborasi pada kegiatan yang dilaksanakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin melalui program RKI.
Ketua LPPM Unhas Prof dr Muh Nasrum Massi, PhD Sp.MK(K), dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan terhormat menjadi tuan rumah kegiatan yang luar biasa ini.
"Setiap universitas menyediakan anggaran untuk membentuk tim kolaborasi dengan minimal dua perguruan tinggi lainnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas penelitian menuju standar internasional," kata Prof Nasrum.
Program RKI, yang telah berjalan sejak tahun 2018, diinisiasi oleh empat PTNBH yaitu ITB, UGM, UNAIR, dan IPB. Kini, program ini telah melibatkan 21 PTNBH dan menjadi salah satu program unggulan untuk meningkatkan pengakuan global terhadap peneliti dan penelitian Indonesia.
Menurutnya, kehadiran 613 peneliti di Unhas merupakan langkah besar dalam memperkuat jejaring kolaborasi lintas fakultas dan universitas, sekaligus memacu penyusunan proposal riset selanjutnya. Bersama, kita dapat berkontribusi bagi kemajuan Indonesia,
Koordinator Forum LPPM PTNBH Dr Yuli Setyo Indartono yang juga Ketua LPPM ITB dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan keilmuan ketika menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas publikasi ilmiah.
"Untuk itu, riset kolaborasi seperti ini menjadi krusial dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid, kita bisa menciptakan riset-riset unggulan yang berdampak global,” kata Dr Yuli.
Sementara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dalam sambutan yang disampaikan melalui cuplikan video, menyampaikan penelitian berkualitas tinggi adalah kunci untuk menjawab tantangan global.
Ia menyampaikan Indonesia harus terus memperbaiki kualitas risetnya, tidak hanya untuk kebutuhan domestik tetapi juga untuk bersaing di tingkat internasional.
Tahun 2045 adalah momen penting bagi Indonesia. Dengan kerja keras selama dua dekade mendatang, kita dapat mencapai visi menjadi negara maju yang ditopang oleh riset dan inovasi.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 613 peneliti hadiri seminar akhir riset kolaborasi Indonesia di Unhas