Mamuju (ANTARA Sulbar) - Laskar Anti Korupsi Sulawesi Barat (LAK-Sulbar) menyoroti bahwa program Dinas Perkebunan (Disbun) Sulbar, dengan melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) petani sawit di Kota Batam, Kepulauan Riau, dianggap hanya membuang anggaran.

"Kegiatan Bimtek Disbun dengan memboyong 30 kelompok tani sawit ke Kota Batam hanyalah membuang anggaran. Saya rasa, tanpa ke Batam kegiatan Bimtek bisa dilaksanakan di daerah. Jika tidak ada pemateri yang ahli maka pemerintah daerah bisa mengundang ke Mamuju," kata Ketua LAK Sulbar, Muslim Fatillah Azis di Mamuju, Senin.

Menurut dia, kegiatan yang dilaksanakan Disbun tersebut tidak efektif dan sarat dengan indikasi penyimpangan.

Ia berjanji akan mencoba melakukan investigasi dan menelaah lebih jauh terkait kegiatan Bimtek ke Kota Batam.

"Informasi yang saya dengar ternyata banyak bukan petani yang berangkat, saya pelajari dulu, saya cari datanya dulu baru saya bertindak, saya harap teman-teman juga bisa mengawal hal ini," ucapnya.

Muslim meminta badan pengawas daerah dalam hal ini Inspektorat agar segera melakukan audit terhadap anggaran yang digunakan Disbun Sulbar.

Sebab kata dia, dirinya meyakini kegiatan tersebut sarat dengan tindakan penyimpangan atau dugaan korupsi.

"Kegiatan tersebut kami anggap pemborosan anggaran dan perlu dilakukan audit oleh inspektorat karena bisa saja ada unsur korupsi dalam kegiatan tersebut," ucapnya.

Ketua IPMAPUS Sulbar, Muh. Said, juga menyayangkan kegiatan itu harus dilaksanakan di Kota Batam.

Karena itu, program semacam itu tidak boleh terulang atau harus dihentikan karena hanya menghabiskan anggaran semata.

"Output nya apa, di Mamuju saya kira banyak petani sawit yang sukses bahkan penghasilannya sampai ratusan juta rupiah, kenapa harus ke batam, saya minta Gubernur Sulbar menghentikan program seperti itu," ucapnya.

Sejatinya, kata dia, anggaran besar seperti itu bisa dikelola pemerintah daerah untuk kegiatan yang bisa dirasakan lansung oleh masyarakat.

Kepala Seksi Pemberdayaan dan Kelembagaan Disbun Sulbar, Saharuddin membenarkan jika baru-baru ini telah memboyong 30 orang anggota kelompok tani ke Kota Batam dengan menghabiskan anggaran Rp300 juta.

"Iya anggarannya sekitar itu, kita bawa 33 orang anggota kelompok tani. Kami bawa ke Batam supaya petani bisa melihat lansung cara mengelola sawit yang baik, mulai dari pembibitannya hingga cara pemanenannya," kata Saharuddin. FC Kuen

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024