Makassar (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 75 UIN Alauddin Makassar menjalankan program kerja penyuluhan stunting kepada masyarakat di Desa Langkura, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Koordinator Desa KKN UIN Alauddin, Baso Muhammad Nibras Abiyyu, dalam keterangannya diterima di Makassar, Selasa, mengatakan pihaknya menjalankan program ini sebagai upaya untuk mendorong orang tua untuk memperhatikan gizi kepada anak mereka.
“Jadi kami selaku mahasiswa KKN berharap dapat mengedukasi para orang tua tentang pentingnya gizi seorang anak, dari sejak masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun,” tuturnya.
Ia menjelaskan target dari penyuluhan ini yaitu dari umur nol sampai lima tahun. Adapun yang terkena stunting yaitu ada empat anak. Ia juga mengatakan anak yang garis merah stunting diberikan beberapa tambahan gizi, seperti biskuit dan susu, yang sudah disiapkan oleh pihak puskesmas.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan stunting di Desa Langkura ini, kata dia, diharapkan dapat mengurangi angka stunting yang ada di daerah tersebut.
“Mengenai masalah tambahan atau pemberian makanan bergizi, ada beberapa tambahan seperti biskuit yang langsung dari puskesmas dan susu yang memang dipilih oleh puskesmas,” katanya.
Sementara itu Kepala Desa Langkura Sahabuddin mengharapkan penanganan stunting harus diprogramkan untuk anak-anak di desanya secara berkelanjutan agar terhindar dari stunting.
Pihaknya berharap pada setiap program yang ada semua masyarakat bekerja sama untuk mengatasi stunting.
“Harapan saya semakin dikembangkan, berkolaborasi antara orang Dinas Kesehatan tentang penyuluhan stunting ini, karena rata- rata masyarakat biasanya tidak terlalu paham tentang masalah stunting,” katanya.
Koordinator Desa KKN UIN Alauddin, Baso Muhammad Nibras Abiyyu, dalam keterangannya diterima di Makassar, Selasa, mengatakan pihaknya menjalankan program ini sebagai upaya untuk mendorong orang tua untuk memperhatikan gizi kepada anak mereka.
“Jadi kami selaku mahasiswa KKN berharap dapat mengedukasi para orang tua tentang pentingnya gizi seorang anak, dari sejak masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun,” tuturnya.
Ia menjelaskan target dari penyuluhan ini yaitu dari umur nol sampai lima tahun. Adapun yang terkena stunting yaitu ada empat anak. Ia juga mengatakan anak yang garis merah stunting diberikan beberapa tambahan gizi, seperti biskuit dan susu, yang sudah disiapkan oleh pihak puskesmas.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan stunting di Desa Langkura ini, kata dia, diharapkan dapat mengurangi angka stunting yang ada di daerah tersebut.
“Mengenai masalah tambahan atau pemberian makanan bergizi, ada beberapa tambahan seperti biskuit yang langsung dari puskesmas dan susu yang memang dipilih oleh puskesmas,” katanya.
Sementara itu Kepala Desa Langkura Sahabuddin mengharapkan penanganan stunting harus diprogramkan untuk anak-anak di desanya secara berkelanjutan agar terhindar dari stunting.
Pihaknya berharap pada setiap program yang ada semua masyarakat bekerja sama untuk mengatasi stunting.
“Harapan saya semakin dikembangkan, berkolaborasi antara orang Dinas Kesehatan tentang penyuluhan stunting ini, karena rata- rata masyarakat biasanya tidak terlalu paham tentang masalah stunting,” katanya.