Makassar (ANTARA Sulsel) - Kontingen Sulawesi Selatan berjumlah 1.813 orang berangkat ke Pertemuan Nasional (Penas) Tani Nelayan XIV di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan mencarter pesawat air bus Garuda Indonesia.
"Saya senang yang berangkat lebih banyak, carter pesawat. Boleh ikut nggak? Dibayarin juga," kata Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo dengan nada bercanda saat pelepasan peserta Penas Tani Nelayan XIV di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, patut berbangga jika petani membayarkan gubernur. Pernyataan tersebut kemudian disambut tepuk tangan peserta dari Sulsel yang berjumlah 1.813 orang.
Pada kesempatan tersebut, gubernur juga memberikan tiga poin yang harus diperhatikan peserta asal Sulsel yakni ilmu pertanian harus bertambah, cara bertani baru (manajemen), dan kebanggaan sebagai petani.
Dengan penguasaan tiga poin tersebut, gubernur yakin, ke depan petani Sulsel tidak lagi mencarter pesawat ke Malang, tetapi dapat umroh bersama dengan mencarter pesawat.
Sebagai perbandingan, gubenur memberi contoh petani di Korea Selatan (Korsel) dengan mengelola satu hektare lahan dapat menghasilkan 16 - 22 ton beras. Sehingga dengan areal pertanian seluas satu juta ha mampu memberi makan satu wilayah Korsel.
"Kenapa dengan luas yang sama satu juta ha di Jeneponto, kita tidak bisa? Karena itu, peserta Penas setelah kembali nanti sudah tersertifikasi memiliki tiga poin untuk `ole-ole` di Sulsel," kata Syahrul.
Dengan penerapan tiga poin itu, khusus di sektor pangan jenis beras gubernur menargetkan ekspor beras ke negara tetangga Malaysia sebanyak 25 ribu ton dalam waktu dekat.
Hal serupa juga tengah dirintis untuk mengekspor beras ke Arab Saudi dengan pertimbangan bahwa kebutuhan konsumsi nasi oleh WNI cukup tinggi dengan pesatnya WNI yang berangkat umroh per hari. Termasuk di Sulsel rata-rata 600 orang per hari berangkat berumroh. T Susilo
"Saya senang yang berangkat lebih banyak, carter pesawat. Boleh ikut nggak? Dibayarin juga," kata Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo dengan nada bercanda saat pelepasan peserta Penas Tani Nelayan XIV di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, patut berbangga jika petani membayarkan gubernur. Pernyataan tersebut kemudian disambut tepuk tangan peserta dari Sulsel yang berjumlah 1.813 orang.
Pada kesempatan tersebut, gubernur juga memberikan tiga poin yang harus diperhatikan peserta asal Sulsel yakni ilmu pertanian harus bertambah, cara bertani baru (manajemen), dan kebanggaan sebagai petani.
Dengan penguasaan tiga poin tersebut, gubernur yakin, ke depan petani Sulsel tidak lagi mencarter pesawat ke Malang, tetapi dapat umroh bersama dengan mencarter pesawat.
Sebagai perbandingan, gubenur memberi contoh petani di Korea Selatan (Korsel) dengan mengelola satu hektare lahan dapat menghasilkan 16 - 22 ton beras. Sehingga dengan areal pertanian seluas satu juta ha mampu memberi makan satu wilayah Korsel.
"Kenapa dengan luas yang sama satu juta ha di Jeneponto, kita tidak bisa? Karena itu, peserta Penas setelah kembali nanti sudah tersertifikasi memiliki tiga poin untuk `ole-ole` di Sulsel," kata Syahrul.
Dengan penerapan tiga poin itu, khusus di sektor pangan jenis beras gubernur menargetkan ekspor beras ke negara tetangga Malaysia sebanyak 25 ribu ton dalam waktu dekat.
Hal serupa juga tengah dirintis untuk mengekspor beras ke Arab Saudi dengan pertimbangan bahwa kebutuhan konsumsi nasi oleh WNI cukup tinggi dengan pesatnya WNI yang berangkat umroh per hari. Termasuk di Sulsel rata-rata 600 orang per hari berangkat berumroh. T Susilo