Makassar (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat realisasi Transfer ke Daerah (TKD) di Provinsi Sulsel periode Januari-Juli 2024 mencapai Rp18,03 triliun.
"Hingga Juli ini, pendapatan berdasarkan transfer pusat sebesar Rp18,03 triliun atau sekitar 56,74 persen dari pagu Rp31,80 triliun," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Kemenkeu Sulsel Supendi di Makassar, Kamis.
Ia menjelaskan terjadi peningkatan transfer pusat ke daerah itu sebesar 6,19 persen (yoy) dibanding 2023.
Peningkatan terjadi antara lain karena ada kenaikan pada jenis transfer Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 15,63 persen, yakni Rp12,6 triliun dibanding Rp11 triliun pada 2023.
Transfer Dana Desa (DD) juga mengalami peningkatan sebesar 19,51(yoy), yakni dari Rp1,3 triliun berbanding Rp1,1 triliun pada 2023.
Untuk transfer Dana Bagi Hasil (DBH) tercatat Rp381,79 miliar berbanding Rp297,75 miliar pada 2023 atau mengalami peningkatan sebesar 28,23 persen (yoy).
Sedangkan pada transfer DAK Nonfisik tersalurkan Rp2,99 triliun atau sekitar 51 persen dan lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp3,75 triliun atau turun sekitar 20,10 persen (yoy).
DAK Fisik tersalurkan Rp488,19 miliar berbanding Rp645,37 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya atau turun sekitar 24,34 persen (yoy).
Kemudian pada jenis transfer Insentif Fiskal tersalurkan Rp72,57 miliar berbanding Rp109,32 miliar di tahun sebelumnya atau terjadi penurunan 33,61 persen (yoy).
"Pada bulan Juni dan Juli 2024 terjadi akselerasi pada penyaluran DAU, sehingga keseluruhan TKD mengalami pertumbuhan positif setelah bulan-bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi tipis," ujar Supendi.
"Hingga Juli ini, pendapatan berdasarkan transfer pusat sebesar Rp18,03 triliun atau sekitar 56,74 persen dari pagu Rp31,80 triliun," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Kemenkeu Sulsel Supendi di Makassar, Kamis.
Ia menjelaskan terjadi peningkatan transfer pusat ke daerah itu sebesar 6,19 persen (yoy) dibanding 2023.
Peningkatan terjadi antara lain karena ada kenaikan pada jenis transfer Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 15,63 persen, yakni Rp12,6 triliun dibanding Rp11 triliun pada 2023.
Transfer Dana Desa (DD) juga mengalami peningkatan sebesar 19,51(yoy), yakni dari Rp1,3 triliun berbanding Rp1,1 triliun pada 2023.
Untuk transfer Dana Bagi Hasil (DBH) tercatat Rp381,79 miliar berbanding Rp297,75 miliar pada 2023 atau mengalami peningkatan sebesar 28,23 persen (yoy).
Sedangkan pada transfer DAK Nonfisik tersalurkan Rp2,99 triliun atau sekitar 51 persen dan lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp3,75 triliun atau turun sekitar 20,10 persen (yoy).
DAK Fisik tersalurkan Rp488,19 miliar berbanding Rp645,37 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya atau turun sekitar 24,34 persen (yoy).
Kemudian pada jenis transfer Insentif Fiskal tersalurkan Rp72,57 miliar berbanding Rp109,32 miliar di tahun sebelumnya atau terjadi penurunan 33,61 persen (yoy).
"Pada bulan Juni dan Juli 2024 terjadi akselerasi pada penyaluran DAU, sehingga keseluruhan TKD mengalami pertumbuhan positif setelah bulan-bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi tipis," ujar Supendi.