Makassar (ANTARA Sulsel) - Keputusan Pengurus Besar Federasi karate-do Indonesia memecat dua pelatih kumite karena dinilai gagal membawa timnas Indonesia berprestasi di Kejuaraan Liga Karate (WKF Karate1 Premier League) Jakarta, 20-21 Juni 2014 dipertanyakan.

Pelatih Karate timnas dan Sulsel Mursalim Badoo, di Makassar, Rabu, mengatakan jika alasannya karena prestasi maka seharusnya pemecatan tidak hanya berlaku untuk pelatih kumite namun juga pelatih kategori kata yang juga tidak memberikan prestasi meyakinkan.

Perolehan medlai perunggu dari Fidelys Lolobua yang turun di kata perorangan putra, juga tidak menjadi dasar karena atlet asal Sulsel tersebut sebelumnya bukan bagian dati tim pelatnas yang sudah dipersiapkan.

"Pencoretan pelatih kumite yakni Hasan Basri dan Arif Topan terkesan tidak adil. Jika memang kejuaraan premier league 2014 menjadi ajang promosi maka harusnya tidak hanya berlaku pada kumite namun juga kategori kata," katanya.

Pencoretan Hasan Basri dan Arif Topan juga cukup disesalkan pelatih yang sempat menangani timnas di ajang Premier League tersebut. Pencoretan ini juga dinilai tidak adil tanpa melihat kondisi dan perjuangan pelatih.

Arif Topan misalnya, menurut dia, sejak beberapa waktu lalu sudah mengajukan surat izin mutasi kerja sementara ke Jakarta karena ditunjuk menjadi pelatih timnas Asian Games. Namun setelah dicoret dari pelatih timnas sehingga kesulitan mencari tempat tinggal di Jakarta.

Hal itu semakin rumit karena surat izin yang telah dikeluarkan justru baru berakhir setelah pelaksanaan Asian Games. Artinya, Arif Topan harus tetap di Jakarta tanpa mendapat tanggungan akomodasi karena sudah keluar dari pelatnas.

Sementara Hasan Basri, kata dia, juga tidak bisa maksimal menangani timnas persiapan premie league karena surat izinnya terlambat keluar selama satu bulan.

"Saya sempat diminta untuk mengganti posisi pelatih timnas Asian Games yang dicoret. Namun saya menolak setelah melihat ada yang tidak steril dalam tim. Pelatih penggantinya sudah ada yakni Baron dan Philip King," jelasnya.

Mursalim juga mempertanyakan mengapa atlet kumite yang paling banyak tersingkir sementara dari kategori kata justru tidak berlaku.

Menurut dia, karateka kata memang tetap ada yang digantikan namun memang layak karena ada non pelatnas yang justru berhasil meraih medali seperti yang direbut Fidelys Lolobua.

"Karateka kata juga banyak yang gagal merebut medali namun ternyata tetap dipertahankan. Bila kemudian muncul pertanyaan tentu menjadi wajar sebab jika memang berdasarkan prestasi di Premier League maka tentu harus dipulangkan seluruhnya," ujarnya. M Taufik

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024