Makassar (ANTARA) - Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Sulawesi Selatan melaporkan 422 blank spot atau daerah tanpa jaringan internet di Sulsel kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Pelaksana Harian Kadis Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib dalam keterangan diterima di Makassar, Rabu, mengatakan pihaknya siap menopang dan menyukseskan Learning Management System (LMS) di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel.
"Namun perlu bapak dan ibu tahu bahwa Sulsel yang sudah terbebas dari 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) ini masih memiliki sebanyak 421 titik blank spot di Sulsel, ini kendalanya pak," ujarnya pada acara Peluncuran Aplikasi Pembelajaran Learning Management System (LMS) Pamong Desa di Jakarta.
LMS Pamong Desa dibangun dalam rangka membangun sistem manajemen pembelajaran berbasis digital bagi seluruh aparatur pemerintahan desa dan pengurus kelembagaan desa se-Indonesia.
Ia menyebutkan berkali-kali Pemprov Sulsel mengajukan realisasi infrastruktur untuk mengatasi area blank spot tersebut, namun berkali-kali pula harus kecewa karena tidak ada kejelasan dari pemerintah pusat.
"Kami dari Kementerian Kominfo Dirjen Aptika, Pak Gubernur kami saat itu yang tanda tangan, sampai sekarang belum ada reaksi," ujar Sultan.
Dirjen Aptika Hokky Situngkir menanggapi bahwa hal itu akan segera terealisasi di seluruh Indonesia.
Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro menekankan pentingnya dukungan dari pimpinan daerah untuk keberhasilan implementasi LMS Pamong Desa.
Menurutnya, keberhasilan LMS ditentukan tiga faktor utama, yaitu kemauan dan dukungan dari pimpinan daerah, pembangunan infrastruktur jaringan internet, serta partisipasi aktif dari pamong desa.
Sebanyak tiga sektor menjadi penentu keberlanjutan LMS, masing masing Dinas Kominfo provinsi dan kabupaten/kota, Bappeda kabupaten/kota, dan Dinas Pemdes masing-masing kabupaten/kota. Ketiga lembaga se-Indonesia tersebut juga diundang untuk mengikuti rapat koordinasi nasional tersebut.
Dalam forum tersebut dibuat usulan bahwa untuk urusan teknis melancarkan operasional LMS tersebut akan dibangun beberapa tower untuk memperlancar internet di desa-desa, tetapi secara bertahap.
Pelaksana Harian Kadis Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib dalam keterangan diterima di Makassar, Rabu, mengatakan pihaknya siap menopang dan menyukseskan Learning Management System (LMS) di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel.
"Namun perlu bapak dan ibu tahu bahwa Sulsel yang sudah terbebas dari 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) ini masih memiliki sebanyak 421 titik blank spot di Sulsel, ini kendalanya pak," ujarnya pada acara Peluncuran Aplikasi Pembelajaran Learning Management System (LMS) Pamong Desa di Jakarta.
LMS Pamong Desa dibangun dalam rangka membangun sistem manajemen pembelajaran berbasis digital bagi seluruh aparatur pemerintahan desa dan pengurus kelembagaan desa se-Indonesia.
Ia menyebutkan berkali-kali Pemprov Sulsel mengajukan realisasi infrastruktur untuk mengatasi area blank spot tersebut, namun berkali-kali pula harus kecewa karena tidak ada kejelasan dari pemerintah pusat.
"Kami dari Kementerian Kominfo Dirjen Aptika, Pak Gubernur kami saat itu yang tanda tangan, sampai sekarang belum ada reaksi," ujar Sultan.
Dirjen Aptika Hokky Situngkir menanggapi bahwa hal itu akan segera terealisasi di seluruh Indonesia.
Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro menekankan pentingnya dukungan dari pimpinan daerah untuk keberhasilan implementasi LMS Pamong Desa.
Menurutnya, keberhasilan LMS ditentukan tiga faktor utama, yaitu kemauan dan dukungan dari pimpinan daerah, pembangunan infrastruktur jaringan internet, serta partisipasi aktif dari pamong desa.
Sebanyak tiga sektor menjadi penentu keberlanjutan LMS, masing masing Dinas Kominfo provinsi dan kabupaten/kota, Bappeda kabupaten/kota, dan Dinas Pemdes masing-masing kabupaten/kota. Ketiga lembaga se-Indonesia tersebut juga diundang untuk mengikuti rapat koordinasi nasional tersebut.
Dalam forum tersebut dibuat usulan bahwa untuk urusan teknis melancarkan operasional LMS tersebut akan dibangun beberapa tower untuk memperlancar internet di desa-desa, tetapi secara bertahap.