Ambon (ANTARA Sulsel) - Objek wisata pantai di Kota Ambon seperti pantai Namalatu, di Desa Latuhalat, Pintu Kota dan Santai Beach di Dusun Airlouw, Desa Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, memasuki hari ketiga liburan Lebaran dan liburan sekolah terlihat sepi pengunjung.

Di tiga lokasi pantai masing-masing Pantai Namalatu, Santai Beach, dan Pintu Kota, Rabu, terlihat dari pagi hari sejak pukul, 09.00 WIT objek wisata tersebut kelihatan sepi, walaupun warga mulai berdatangan untuk memanfaatkan masa liburan. Bamun suasana tidak begitu ramai seperti yang terjadi pada hari pertama dan kedua perayaan hari Lebaran.

"Mungkin saja orang lebih memilih lokasi pantai Natsepa di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (P. Ambon), daripada memilih obyek lokasi pantai di semenanjung Latuhalat sebab dari data yang ada sampai pukul 11.00 WIT belum terlalu banyak yang datang," kata Ampi Latuhihing, petugas pintu masuk kawasan wisata pantai Namalatu.

Memang sudah ada warga Kota Ambon mulai berdatangan dan diperkirakan baru mencapai 75 orang, lanjutnya, tidak seperti pada Selasa. Saat itu jumlah pengunjung mencapai 350 orang, malahan sampai Selasa sore  masih ada juga yang datang tetapi pada Rabu pantai itu kelihatan sepi.

Menurut dia, pada Selasa (29/7) jumlah pengunjung sama banyak dengan hari pertama Idul Fitri (Senin, 28/7), yang mencapai 400 hingga 450 orang.

"Dari data yang ada hari ini, sesuai dengan karcis tanda masuk hingga pukul 11.00 WIT yang sudah terjual 75 orang,  mobil 10 unit dan 15 sepeda motor."

"Harga karcis masuk lokasi pantai Rp3.000/orang sekali masuk, mobil Rp5.000 dan sepeda motor Rp3.000," katanya.

"Pokoknya ada peningkatan jika dibandingkan dengan hari libur biasa," lanjutnya. Biasanya orang memanfaatkan lokasi pantai itu hanya pada hari Minggu.

Situasi yang sama  juga terlihat di pantai Santai Beach, sesuai dengan data karcis yang baru terjual sebanyak 60 orang, dan kawasan pantai Pintu kota sejak pukul 10.00 WIT hingga pukul 11.00 WIT baru mencapai 25 orang.

Minggus, petugas pintu masuk lokasi pantai Santai Beach, mengatakan data yang ada menunjukkan "jumlah pengunjung yang datang hari kemarin, Selasa (29/7), mencapai 300 orang dewasa dan anak - anak, kemungkinan hari ini jumlahnya turun sebab hingga pukul, 11.00 WIT baru mencapai 60 hingga 70 orang, mudah - mudahan ada tambahan pada siang hari".

"Masyarakat yang sering berkunjung ke lokasi pantai lebih memilih Santai Beach sebab karcis masuk hanya dikenakan kepada pengunjung saja sedangkan kendaraan baik mobil maupun motor tidak dipungut biaya masuk," ujarnya.

Dia menjelaskan, kalau hari libur biasa selalu saja ada pengunjung yang datang untuk menikmati alam pantai Santai Beach sambil berenang dan menikmati air kelapa muda.

"Kalau hari Minggu atau libur kantor pengunjung yang datang biasanya mencapai 100 hingga 150 orang, lain hal dengan liburan Lebaran, Natal atau Tahun Baru --di mana pengunjungnya cukup banyak.

Jery, petugas penjual tiket di depan pintu masuk Pintu Kota, mengatakan kebanyakan pengunjung yang datang berasal dari kalangan anak muda dalam bentuk kelompok untuk menikmati panorama indah pantai Pintu Kota sambil menikmati buah kelapa muda.

Menurut dia, pada Rabu sejak pagi belum terlalu banyak pengunjung yang datang. Ia menduga pengunjung berdatangan karena mereka manfaatkan sisa hari libur Lebaran setelah selesai melayani para tamu dan handai tolan yang datang berjabat tangan di rumah.

Harga tiket masuk lokasi dipatok Rp3.000 per orang sekali masuk, kendaraan roda dua Rp5.000 dan mobil Rp7.000.  

Seorang pengunjung, Robert (45), saat ditemui di lokasi pantai Pintu kota mengaku, dia bersama dengan empat anggota keluarga datang ke lokasi wisata itu untuk memanfaatkan waktu liburan Lebaran guna bersenang-senang bersama keluarga setelah sehari penuh hanya dirumah melayani sanak saudara dan handai tolan yang datang untuk mengucapkan selamat Hari Lebaran.

"Suasana Kota Ambon masih sepi, sebab masih liburan panjang makanya kita memilih ke pantai untuk bersenang - senang," ujarnya. Chaidar

Pewarta : Shariva Alaidrus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024