Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat, Darwisman mengatakan, kinerja perusahaan jasa keuangan di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mencatat kredit konsumtif masih dominan untuk usaha produktif hingga Agustus 2024.
"Meskipun kinerja perbankan Sulampua perkembangannya positif hingga Agustus 2024, namun kredit konsumtif masih dominan dibandingkan kredit produktif," kata Darwisman di Makassar, Rabu.
Berdasarkan data OJK Sulawesi Selatan dan Barat yang membawahi wilayah Sulampua diketahui, pertumbuhan kredit di Sulampua ini mencapai 8,79 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat sebesar 5,55 persen (yoy).
Adapun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga, atau Loan to Deposit Ratio (LDR) di wilayah ini pun mencapai angka 124,97 persen.
“Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pembiayaan yang disalurkan di Sulampua berasal dari dana luar daerah,” kata Darwisman.
Dia menjelaskan, penyaluran kredit konsumtif di Sulampua hingga Agustus 2024 tercatat senilai Rp212,78 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan kredit produktif yang mencapai Rp211,17 triliun.
Khusus kredit produktif sendiri terbagi atas kredit modal kerja sebesar Rp142,50 triliun dan kredit investasi sebesar Rp68,67 triliun.
Kredit dari Sektor ekonomi mencatat kredit peralatan rumah tangga mendominasi. Sedang dilihat dari sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, dengan nilai mencapai Rp122 triliun atau 28,86 persen dari total kredit.
Sementara sektor perdagangan besar dan eceran berada di posisi kedua dengan nilai Rp85 triliun (20,15 persen), diikuti oleh kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp48 triliun (11,24 persen).
"Pencapaian ini mencerminkan peran penting sektor jasa keuangan dalam mendukung perekonomian Sulampua," kata Darwisman.
Pertumbuhan kredit yang stabil, khususnya pada sektor konsumtif dan produktif, lanjut dia, menunjukkan permintaan masyarakat yang terus meningkat, sekaligus memperkuat sektor-sektor strategis di wilayah ini.
Mencermati kondisi tersebut, OJK akan terus memantau dan mendorong pengelolaan dana yang sehat guna memastikan pertumbuhan ekonomi Sulampua tetap berkelanjutan.
"Meskipun kinerja perbankan Sulampua perkembangannya positif hingga Agustus 2024, namun kredit konsumtif masih dominan dibandingkan kredit produktif," kata Darwisman di Makassar, Rabu.
Berdasarkan data OJK Sulawesi Selatan dan Barat yang membawahi wilayah Sulampua diketahui, pertumbuhan kredit di Sulampua ini mencapai 8,79 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat sebesar 5,55 persen (yoy).
Adapun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga, atau Loan to Deposit Ratio (LDR) di wilayah ini pun mencapai angka 124,97 persen.
“Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pembiayaan yang disalurkan di Sulampua berasal dari dana luar daerah,” kata Darwisman.
Dia menjelaskan, penyaluran kredit konsumtif di Sulampua hingga Agustus 2024 tercatat senilai Rp212,78 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan kredit produktif yang mencapai Rp211,17 triliun.
Khusus kredit produktif sendiri terbagi atas kredit modal kerja sebesar Rp142,50 triliun dan kredit investasi sebesar Rp68,67 triliun.
Kredit dari Sektor ekonomi mencatat kredit peralatan rumah tangga mendominasi. Sedang dilihat dari sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, dengan nilai mencapai Rp122 triliun atau 28,86 persen dari total kredit.
Sementara sektor perdagangan besar dan eceran berada di posisi kedua dengan nilai Rp85 triliun (20,15 persen), diikuti oleh kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp48 triliun (11,24 persen).
"Pencapaian ini mencerminkan peran penting sektor jasa keuangan dalam mendukung perekonomian Sulampua," kata Darwisman.
Pertumbuhan kredit yang stabil, khususnya pada sektor konsumtif dan produktif, lanjut dia, menunjukkan permintaan masyarakat yang terus meningkat, sekaligus memperkuat sektor-sektor strategis di wilayah ini.
Mencermati kondisi tersebut, OJK akan terus memantau dan mendorong pengelolaan dana yang sehat guna memastikan pertumbuhan ekonomi Sulampua tetap berkelanjutan.