Makassar (ANTARA Sulsel) - Pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014 Universitas Negeri Makassar (UNM) mengalami kenaikan setiap tahunnya dimana peminatnya pada tahun ajaran ini mencapai 44.557 orang.

"Ada banyak faktor penyebab peningkatan jumlah pendaftar itu dan pendaftar di UNM ini setiap tahunnya terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan," ujar Rektor UNM Prof Dr Arismunandar di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan, besarnya jumlah peminat jalur SBMPTN semakin menunjukkan jika UNM yang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Sulawesi Selatan telah menjadi pilihan utama. Untuk peminatnya sendiri mencapai 44.557 orang dan dari jalur mandiri sebanyak 5.753 orang.

Sedangkan jumlah calon mahasiswa baru yang lulus dari jalur SNMPTN 1.886 orng (5,2 persen dari jumlah pelamar), SBMPTN 1.439 (3,2 persen persen dari jumlah pelamar) dan jalur mandiri 786 (13,7 persen persen dari jumlah pelamar).

"Di Makassar ada beberapa kampus negeri dan UNM merupakan salah satu kampus yang banyak diminati. Pendaftarnya sendiri bukan hanya dari Sulsel, banyak juga pendaftar dari luar Sulawesi," katanya saat menggelar Dies Natalis UNM ke 53.

Arismunandar menyebutkan, program studi yg mempunyai tingkat keketatan penerimaan mahasiswa baru sangat tinggi seperti prodi Pendidikan Matematika, prodi Pendidikan Biologi, dan prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Disamping itu, UNM juga telah menjalin beberapa kerjasama diantara dengan Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) melalui sekolah laboratorium berstandar internasional.

Bukan cuma itu, UNM juga merintis diterapkannya sekolah model di Sulsel untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekiolah Menengah Pertama (SMP) bekerjasama dengan lembaga Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP).

Turut hadir pula dalam Dies Natalis ke-53 itu, Ketua Komnas HAM RI dan ketua Forum Komnas HAM ASEAN, Hafis Abbad dan juga alumni UNM, Bahasa Inggris dan alumni Pendidikan Luar Sekolah yang membawakan orasi ilmiah dengan judul "Jangan Pernah Ada Seorang Anak Indonesia yang Tertinggal".

Dalam orasinya, Hafis Abbas, mengungkapkan langsung kepada Gubernur Sulsel yang juga turut hadir bahwa Sulawesi Selatan luas wilayahnya lebih besar dari Singapura, namun Singapura dikelola dengan baik sehingga masyarakatnya lebih sejahtera.

Sementara itu, data internasional menunjukkan pada 2011 TIMMS (studi internasional tentang matematika dan IPA) melaporkan untuk matematika skor Indonesia 386, tidak jauh berbeda dengan Suriah, Oman, dan Ghana.

Sementara untuk IPA, Indonesia tidak jauh berbeda dengan Botswana, Ghana, selanjutnya studi PISA (program penilaian siswa international untuk matematika, IPA, dan membaca) menunjukkan Indonesia selalu berada pada urutan kelompok terendah di dunia.

Bahkan pada akhir 2012, tabel loga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, menempatkan sistem pendidikan Indonesia di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Bahkan Palestina dinilai masih lebih baik dibanding Indonesia. Budi Suyanto

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024