Makassar (ANTARA) - Burung Indonesia menggandeng masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku untuk menggiatkan konservasi laut.
"Hal ini penting untuk menjaga kelestarian biota laut termasuk terumbu karang yang berada di segitiga wilayah laut Maluku dan Sulawesi," kata Wallacea Programme Manager Burung Indonesia Wahyu Teguh Prawira menanggapi kegiatan konservasi di perairan Makassar di Makassar, Minggu.
Berkaitan dengan hal tersebut, Burung Indonesia (Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia) memberikan pendampingan bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tiga wilayah tersebut.
Khusus di Kota Makassar, Burung Indonesia bermitra dengan Yayasan Konservasi Laut Indonesia untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat di Pulau Langkai dan Pulau Lanjukang yang merupakan bagian dari gugusan Pulau Spermonde.
Direktur Eksekutif YKLI Nirwan Dessibali mengatakan warga yang menjadi sasaran pendampingan di dua pulau tersebut telah melakukan sistem buka tutup untuk melakukan konservasi laut.
Sistem buka tutup tersebut, ujar dia, dilakukan dengan tiga bulan menutup area tangkapan dan selanjutnya tiga bulan berikutnya dapat mengambil kekayaan laut di wilayah itu dengan jumlah tertentu.
"Hasilnya biota laut maupun hasil tangkapan ukurannya lebih besar pada saat diberikan waktu untuk berkembang selama tiga bulan tanpa diambil," katanya.
Dia mengatakan warga di dua pulau itu umumnya dikenal sebagai penangkap gurita, sedangkan dengan adanya sistem buka tutup ini memberikan peluang mendapatkan gurita dengan ukuran yang lebih besar rata-rata 1 kg hingga di atas 2 kg.
Terkait dengan upaya konservasi laut tersebut, Burung Indonesia melalui kegiatan Greenpess Community 2024 juga telah memaparkan pentingnya menjaga laut yang di dalamnya terdapat berbagai keanekaragaman hayati.
"Hal ini penting untuk menjaga kelestarian biota laut termasuk terumbu karang yang berada di segitiga wilayah laut Maluku dan Sulawesi," kata Wallacea Programme Manager Burung Indonesia Wahyu Teguh Prawira menanggapi kegiatan konservasi di perairan Makassar di Makassar, Minggu.
Berkaitan dengan hal tersebut, Burung Indonesia (Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia) memberikan pendampingan bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tiga wilayah tersebut.
Khusus di Kota Makassar, Burung Indonesia bermitra dengan Yayasan Konservasi Laut Indonesia untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat di Pulau Langkai dan Pulau Lanjukang yang merupakan bagian dari gugusan Pulau Spermonde.
Direktur Eksekutif YKLI Nirwan Dessibali mengatakan warga yang menjadi sasaran pendampingan di dua pulau tersebut telah melakukan sistem buka tutup untuk melakukan konservasi laut.
Sistem buka tutup tersebut, ujar dia, dilakukan dengan tiga bulan menutup area tangkapan dan selanjutnya tiga bulan berikutnya dapat mengambil kekayaan laut di wilayah itu dengan jumlah tertentu.
"Hasilnya biota laut maupun hasil tangkapan ukurannya lebih besar pada saat diberikan waktu untuk berkembang selama tiga bulan tanpa diambil," katanya.
Dia mengatakan warga di dua pulau itu umumnya dikenal sebagai penangkap gurita, sedangkan dengan adanya sistem buka tutup ini memberikan peluang mendapatkan gurita dengan ukuran yang lebih besar rata-rata 1 kg hingga di atas 2 kg.
Terkait dengan upaya konservasi laut tersebut, Burung Indonesia melalui kegiatan Greenpess Community 2024 juga telah memaparkan pentingnya menjaga laut yang di dalamnya terdapat berbagai keanekaragaman hayati.