Makassar (ANTARA) - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad yang menggunakan akronim DiA telah menyebar relawan untuk memantau dugaan praktik uang pada masa tenang dan pencoblosan di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Memang ada gangguan-gangguan itu hanya pada serangan-serangan siang, serang malam, bukan hanya serangan fajar lagi. Ini serangan sepanjang hari (politik uang)," ujar Calon Gubernur Sulsel Moh Ramdhan Pomanto seusai mencoblos di TPS 001 Kelurahan Maricaya Selatan, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Wali Kota Makassar dua periode ini juga menerima laporan dari semua tempat, bahkan pantau kamera pengawas atau CCTV juga merekam aktivitas yang mencurigakan diduga pelanggaran politik uang.
"Hampir di semua tempat ditemukan itu (politik uang), CCTV berfungsi, bahkan ada yang sengaja kasih liat di CTTV. Berarti memang dia mau pamerkan, saya tidak tahu apa maksudnya. Karena dia tahu CCTV, dia pamerkan kasih liat, itu yang perlu dipertanyakan," ungkap dia.
Selain menyebar tim relawan, tim drone juga diturunkan dengan mengawasi pergerakan rivalnya hingga pukul 01.00 Wita dini hari serta menjaga seluruh titik-titik rawan politik uang.
"Tim drone terbaik adalah masyarakat sendiri dan, Alhamdulillah tadi malam tidak ada kejadian yang berarti sampai tadi subuh. Alhamdulillah, semua unsur menjaga wilayah masing-masing," kata pria disapa akrab Danny Pomanto itu.
Pihaknya juga membuka saluran komunikasi langsung (hotline) pengaduan yang dibentuk Tim hukum paslon wali kota dan wali kota Indira-Ilham Ari (INIMi) dan paslon gubernur dan wakil gubernur Danny-Azhar (DiA) guna mengakomodir pengaduan dugaan kecurangan dan pelanggaran selama proses pemungutan dan penghitungan suara.
"Sudah banyak yang masuk (aduan), sudah masuk desakan kami. Saya tidak bisa menahan diri untuk melaporkan pak Pj (gubernur Prof Zudan) kemarin.
"Saya sebenarnya bilang salah sebut yah, tapi desakan masyarakat begitu banyak, sehingga saya otorisasi tim hukum tidak campuri, silahkan menyalurkan aspirasi masyarakat," ungkapnya.
Danny berpesan kepada warga Sulsel agar tidak menerima iming-iming, sembako hingga uang yang akan merusak proses demokrasi di Pilkada serentak, sebab ini kesempatan terjadi hanya dalam lima tahun.
"Kita mau ambil sekali (uang) dalam lima tahun saja panjarnya, tapi lima tahun menderita atau tidak mendapatkan lima tahun membangun. Kita harus cerdas, kita harus memilih pemimpin bukan memilih jurangan sembako. Kita memilih pemimpin, bukan juragan amplop. Hati-hati, karena satu amplop bisa meratakan 10 gunung," ungkap dia.
Danny menyatakan optimistis menang dengan didasarkan ihktiar serta keyakinan, alasannya memiliki dukungan masyarakat di lapangan. Ternyata, setelah dilihat dari 977 titik, dirinya maupun istrinya Indira Yusuf Ismail yang maju sebagai Calon Wali Kota Makassar menerima pesan melalui pesan kemenangan.
Diketahui Danny Pomanto bersama istrinya Indira Yusuf Ismail yang juga calon wali kota nomor urut 3 mencoblos di TPS 001 Kelurahan Maricaya Selatan, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan dengan jumlah pemilih sebanyak 548 pemilih, 261 laki-laki dan 287 pemilih perempuan.
Paslon Pilgub DiA sebar relawan pantau kemungkinan politik uang
Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1 Moh Ramdhan Danny Pomanto (kiri) bersama istrinya Indira Yusuf Ismail (tengah) yang juga calon wali kota Makassar nomor urut 3 saat menyalurkan hak suaranya di TPS 001 Kelurahan Maricaya Selatan, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (27/11/2024). ANTARA