Mamuju (ANTARA Sulbar) - Sedikitnya 600 orang lebih mahasiswa Universitas Tomakaka (UNIKA) Mamuju, Sulawesi Barat, kembali menjalani Yudisium, tahun akademik 2013/2014 di Mamuju, Minggu.
Proses yudisium ini dilaksanakan setelah dilaksanakan rapat senat terbuka luar biasa yang dipimpin langsung Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.DR.Hj.Niartiningsih, MS.
Hadir dalam kesempatan ini diantaranya Gubernur Sulbar yang diwakili Plt Sekprov Sulbar, Nur Alam, Ketua Yayasan Tanratupattanabali, Drs.H.Ahmad Topan serta disaksikan para keluarga mahasiswa yang telah menyelesaikan proses kuliah strata satu (S1) di kampus itu.
"Para mahasiswa maupun mahasiswi yang berhasil menyelesaikan studinya tidak cepat berpuas diri dan selayaknya terus mengasah diri agar kelak bisa berkarya untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah ini," kata Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Niartiningsih.
Dia mengatakan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Yang paling penting, kata dia, pengembangan pendidikan dilingkungan kampus Unika harus ditingkatkan lagi, termasuk peningkatan tenaga dosen.
Pemilik Yayasan Tanratuppattanabali, Ahmad Topan menyampaikan, proses pengembangan kampus akan terus ditingkatkan lagi dalam mendukung optimalisasi proses perkuliahan semakin membaik.
"Dari sisi kepuasan maka kampus Unika yang telah berjalan kurang lebih 10 tahun telah melakukan upaya perbaikan termasuk membangun sinergi dengan pemerintah daerah," kata Ahmad Topan.
Sayangnya kata dia, dalam momen seperti saat ini seharusnya gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, bisa hadir menyaksikan proses Yudisum.
"Momentum seperti ini penting kita hadirkan gubernur Sulbar untuk memberikan pandangan dan penekanan terhadap pengembangan sektor pendidikan di kampus," terangnya.
Selama ini kata dia, pemerintah kurang mampu menyiapkan sarana dan pengembangan Perguruan Tinggi (PT) di daerah dalam mendukung pengembangan dan perbaikan Sumber Daya Manusia.
Karena itu, kata dia, dirinya terpaksa membuka kelas jauh di beberapa kabupaten di Sulbar untuk merespon dan memudahkan para pelajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.
"Kita mencoba mendesain membuka PT kelas jauh di beberapa tempat. Kita harap, kelas jauh ini bisa mandiri," jelas Ahmad Topan. Agus Setiawan
Proses yudisium ini dilaksanakan setelah dilaksanakan rapat senat terbuka luar biasa yang dipimpin langsung Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.DR.Hj.Niartiningsih, MS.
Hadir dalam kesempatan ini diantaranya Gubernur Sulbar yang diwakili Plt Sekprov Sulbar, Nur Alam, Ketua Yayasan Tanratupattanabali, Drs.H.Ahmad Topan serta disaksikan para keluarga mahasiswa yang telah menyelesaikan proses kuliah strata satu (S1) di kampus itu.
"Para mahasiswa maupun mahasiswi yang berhasil menyelesaikan studinya tidak cepat berpuas diri dan selayaknya terus mengasah diri agar kelak bisa berkarya untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah ini," kata Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Niartiningsih.
Dia mengatakan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Yang paling penting, kata dia, pengembangan pendidikan dilingkungan kampus Unika harus ditingkatkan lagi, termasuk peningkatan tenaga dosen.
Pemilik Yayasan Tanratuppattanabali, Ahmad Topan menyampaikan, proses pengembangan kampus akan terus ditingkatkan lagi dalam mendukung optimalisasi proses perkuliahan semakin membaik.
"Dari sisi kepuasan maka kampus Unika yang telah berjalan kurang lebih 10 tahun telah melakukan upaya perbaikan termasuk membangun sinergi dengan pemerintah daerah," kata Ahmad Topan.
Sayangnya kata dia, dalam momen seperti saat ini seharusnya gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, bisa hadir menyaksikan proses Yudisum.
"Momentum seperti ini penting kita hadirkan gubernur Sulbar untuk memberikan pandangan dan penekanan terhadap pengembangan sektor pendidikan di kampus," terangnya.
Selama ini kata dia, pemerintah kurang mampu menyiapkan sarana dan pengembangan Perguruan Tinggi (PT) di daerah dalam mendukung pengembangan dan perbaikan Sumber Daya Manusia.
Karena itu, kata dia, dirinya terpaksa membuka kelas jauh di beberapa kabupaten di Sulbar untuk merespon dan memudahkan para pelajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT.
"Kita mencoba mendesain membuka PT kelas jauh di beberapa tempat. Kita harap, kelas jauh ini bisa mandiri," jelas Ahmad Topan. Agus Setiawan