Makassar (ANTARA) - Aksi kolektif mewarnai peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 bertema "Menuju Inklusi Membangun Kesadaran dan Dukungan untuk Penyandang Disabilitas" di aula Rehabilitasi dan Perlindungan Sentra Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kami merespons positif kegiatan ini. Tempat ini adalah salah satu UPT Kementerian Sosial yang melakukan multi pelayanan terhadap orang rentan, perlindungan anak, pendampingan Lansia, ODHA dan Napza anak. Kami juga menjangkau disabilitas, lansia dan lainnya," ujar Koordinator Fungsional Sentra Wirajaya, Wahidin di Makassar, Selasa.
Ia menjelaskan, tahun ini ada 1.000 bantuan yang telah salurkan termasuk merespon laporan dan informasi dari media berkaitan dengan kasus terhadap disabilitas, serta kerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani disabilitas.
"Kami berterima kasih di Sulsel OPD sangat aktif melayani disabilitas. Kami bangga tempat ini dijadikan lokasi memperingati hari disabilitas internasional. Semoga kegiatan berikutnya dapat diselenggarakan di sini," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar Achi Soleman pada kesempatan itu menyampaikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan tersebut dengan kolaborasi berbagai organisasi masyarakat sipil di bidang perempuan, anak dan disbilitas, maupun pemerintah daerah.
Meski demikian, saat ini pihaknya sedang diperhadapkan dengan rentetan kasus kekerasan perempuan dan anak hingga kekerasan seksual yang masih terus berlangsung di tengah masyarakat.
"Kami di DP3A ini diperhadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah kasus viral terjadi saat ini yang mana korbannya adalah teman-teman kita penyandang disabilitas," katanya.
"Kami butuh bantuannya untuk sama-sama mengawal kasus ini, agar tidak ada lagi perbedaan antara kita semua, dan pelakunya mendapatkan hukuman setimpal bagi para pelaku kejahatan utamanya untuk kekerasan seksual," paparnya menekankan.
Deputy Konsulat Jenderal Australia di Makassar Philippa Armstrong turut menyampaikan dukungan penuh atas penyelenggaraan kegiatan. Ia berharap, melalui kolaborasi tersebut tercipta hak kesetaraan bagi disabiltas dan masyarakat umumnya.
"Kami mendukung adanya kepemimpinan dari disabilitas yang berkelanjutan untuk menciptakan pemimpin di masa kini dan masa depan demi perubahan. Kami Pemerintah Australia tentu mendukung beberapa program untuk disabiltas salah satunya Scholarship (beasiswa) dalam meningkatkan keterampilannya," tutur Philippa.
Instruktur Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) mengajarkan pengunjung simbol-simbol bahasa isyarat tuna wicara di area penyelenggaraan acara memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024 bertema 'Menuju Inklusi Membangun Kesadaran dan Dukungan untuk Penyandang Disabilitas di aula Rehabilitasi dan Perlindungan Sentra Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/11/2024). ANTARA/Darwin Fatir
Ketua Panitia pelaksana Nur Syarif Ramadhan mengemukakan, sejauh ini pihaknya banyak berkoordinasi dengan Bappelitbangda Sulsel dalam mendorong rencana aksi daerah berkaitan isu disabilitas. Bahkan Sulsel, salah satu provinsi di Indonesia memiliki perencanaan dengan perspektif inklusi-disabilitas.
Selain itu, OPD tingkat provinsi dan Pemkot Makassar, kata Ketua Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Sulsel ini, cukup kuat menyuarakan isu disabilitas, bahkan saat regulasi perencanaan ramah disabilitas dikeluarkan, Pemkot Makassar yang paling pertama merespons regulasi tersebut.
"Jadi ada banyak sekali sebenarnya peluang-peluang yang bisa kita dapatkan dalam menyuarakan isu-isu disabilitas. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam mensukseskan kegiatan ini, apalagi mendiskusikan isu mobilitas dan disabiltas," ucap peraih Scholarship Australia ini menambahkan.
Aksi kolektif tersebut menghadirkan berbagai kegiatan seperti, tarian anak disabilitas, pembacaan puisi talkshow inspirasi yang melintasi batas, talkshow bersama disnaker terkait ruang bekerja bagi disabilitas, peluncuran buku suara-suara merdeka.
Pertunjukan pantomin, edukasi kesehatan gigi dan mulut, pengenalan alam setara, diskusi kerentanan penyandang disabilitas dalam isu mobilitas. Disediakan pula stand pojok senyum (pemeriksaan gigi gratis PPDGS), pojok sehat (pemeriksaan Kesehatan), pojok bahasa isyarat, pojok kreasi dan karya disabilitas, pojok baca, pojok kerja (disnaker), pojok kartu konsesi teman Bus, pojok donor darah (PMI), pojok rehab medik (Perdosri) dan pojok curhat.*
"Kami merespons positif kegiatan ini. Tempat ini adalah salah satu UPT Kementerian Sosial yang melakukan multi pelayanan terhadap orang rentan, perlindungan anak, pendampingan Lansia, ODHA dan Napza anak. Kami juga menjangkau disabilitas, lansia dan lainnya," ujar Koordinator Fungsional Sentra Wirajaya, Wahidin di Makassar, Selasa.
Ia menjelaskan, tahun ini ada 1.000 bantuan yang telah salurkan termasuk merespon laporan dan informasi dari media berkaitan dengan kasus terhadap disabilitas, serta kerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani disabilitas.
"Kami berterima kasih di Sulsel OPD sangat aktif melayani disabilitas. Kami bangga tempat ini dijadikan lokasi memperingati hari disabilitas internasional. Semoga kegiatan berikutnya dapat diselenggarakan di sini," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar Achi Soleman pada kesempatan itu menyampaikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan tersebut dengan kolaborasi berbagai organisasi masyarakat sipil di bidang perempuan, anak dan disbilitas, maupun pemerintah daerah.
Meski demikian, saat ini pihaknya sedang diperhadapkan dengan rentetan kasus kekerasan perempuan dan anak hingga kekerasan seksual yang masih terus berlangsung di tengah masyarakat.
"Kami di DP3A ini diperhadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah kasus viral terjadi saat ini yang mana korbannya adalah teman-teman kita penyandang disabilitas," katanya.
"Kami butuh bantuannya untuk sama-sama mengawal kasus ini, agar tidak ada lagi perbedaan antara kita semua, dan pelakunya mendapatkan hukuman setimpal bagi para pelaku kejahatan utamanya untuk kekerasan seksual," paparnya menekankan.
Deputy Konsulat Jenderal Australia di Makassar Philippa Armstrong turut menyampaikan dukungan penuh atas penyelenggaraan kegiatan. Ia berharap, melalui kolaborasi tersebut tercipta hak kesetaraan bagi disabiltas dan masyarakat umumnya.
"Kami mendukung adanya kepemimpinan dari disabilitas yang berkelanjutan untuk menciptakan pemimpin di masa kini dan masa depan demi perubahan. Kami Pemerintah Australia tentu mendukung beberapa program untuk disabiltas salah satunya Scholarship (beasiswa) dalam meningkatkan keterampilannya," tutur Philippa.
Ketua Panitia pelaksana Nur Syarif Ramadhan mengemukakan, sejauh ini pihaknya banyak berkoordinasi dengan Bappelitbangda Sulsel dalam mendorong rencana aksi daerah berkaitan isu disabilitas. Bahkan Sulsel, salah satu provinsi di Indonesia memiliki perencanaan dengan perspektif inklusi-disabilitas.
Selain itu, OPD tingkat provinsi dan Pemkot Makassar, kata Ketua Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Sulsel ini, cukup kuat menyuarakan isu disabilitas, bahkan saat regulasi perencanaan ramah disabilitas dikeluarkan, Pemkot Makassar yang paling pertama merespons regulasi tersebut.
"Jadi ada banyak sekali sebenarnya peluang-peluang yang bisa kita dapatkan dalam menyuarakan isu-isu disabilitas. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam mensukseskan kegiatan ini, apalagi mendiskusikan isu mobilitas dan disabiltas," ucap peraih Scholarship Australia ini menambahkan.
Aksi kolektif tersebut menghadirkan berbagai kegiatan seperti, tarian anak disabilitas, pembacaan puisi talkshow inspirasi yang melintasi batas, talkshow bersama disnaker terkait ruang bekerja bagi disabilitas, peluncuran buku suara-suara merdeka.
Pertunjukan pantomin, edukasi kesehatan gigi dan mulut, pengenalan alam setara, diskusi kerentanan penyandang disabilitas dalam isu mobilitas. Disediakan pula stand pojok senyum (pemeriksaan gigi gratis PPDGS), pojok sehat (pemeriksaan Kesehatan), pojok bahasa isyarat, pojok kreasi dan karya disabilitas, pojok baca, pojok kerja (disnaker), pojok kartu konsesi teman Bus, pojok donor darah (PMI), pojok rehab medik (Perdosri) dan pojok curhat.*