Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Gubernur Sulsel H Agus Arifin Nu`mang menyatakan perlu adanya sistem informasi haji yang cepat terkait kuota haji pada masing-masing wilayah/provinsi.

"Hal itu agar tidak ada kuota yang tidak terpakai, seperti saat ini ada 200 lebih kuota haji untuk Indonesia yang tidak terpakai, padahal kalau informasi itu cepat diketahui, mungkin bisa diambil untuk calon haji Sulsel," katanya di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan seandainya informasi itu cepat diketahui Kementerian Agama, tentu kuota untuk berhaji itu bisa dialihkan ke daerah yang memiliki daftar tunggu yang banyak seperti Sulsel yang kini mencapai 145 ribu orang dengan lama antrean mencapai 24 tahun.

Mengenai adanya warga Sulsel yang pindah ke provinsi lain untuk mendaftar haji, dia mengatakan hal itu karena ada anggota keluarganya di daerah itu dan peluang berangkatnya lebih cepat dibandingkan dengan menjadi peserta daftar tunggu di Sulsel.

"Hanya saja jangan sampai mendaftar pada agen haji abal-abal, sehingga terjadi masalah di kemudian hari," katanya.

Sementara itu, Kabid Pengelola Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Sulsel H Iskandar Fellang mengatakan banyaknya daftar tunggu haji itu menjadi pemicu banyaknya warga Sulsel yang memilih umrah.

Dari data yang diperoleh dari lapangan, hingga kini terdapat 19 travel umrah/haji yang beroperasi di Sulsel dengan manajemen tersendiri, sedang travel umrah/haji yang merupakan cabang dari kantor pusat di Jakarta yang beroperasi di daerah ini mencapai lebih dari 50 unit.

"Diharapkan agar masyarakat tidak mudah diiming-iming harga murah, namun nanti ternyata merugikan JCH sendiri," ujarnya.  EM Yacub

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024