Makassar (ANTARA) - Konsul Jenderal (Konjen) Australia Todd Dias mengatakan Pemerintah Australia membantu pendanaan USD Aus200 juta melalui kerja sama dengan Kemitraan Australia dan Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur (Kinetik).

"Dari pendanaan tersebut sekitar USD Aus50 juta untuk energi biotermal yang merupakan salah satu sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan," kata Todd pada workshop Perubahan Iklim yang digelar CNN Academy dengan Kedubes Australia di Makassar, Rabu. 

Dia mengatakan pemanasan global akibat perubahan iklim sudah menjadi perhatian dunia, termasuk Australia dan Indonesia. 

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah dari kedua negara tetangga ini berkomitmen mendorong transisi energi untuk selanjutnya menerapkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). 

Apalagi dampak pemanasan global itu tidak hanya dirasakan di Indonesia, namun juga di Australia.

Sebagai gambaran, beberapa tahun lalu suhu permukaan air laut di Australia sekitar 16 - 19 derajat Celcius, kini sudah mencapai 23 derajat Celcius. 

Akibat dari kondisi tersebut, lanjut Todd, udara di Australia menjadi lebih panas daripada tahun-tahun sebelumnya. 

Menyikapi kondisi itu, satu-satunya pilihan adalah penerapan EBT di lapangan, sehingga pada 2030 target listrik EBT dapat tercapai untuk memenuhi Net Zero Emission (NZE) atau target emisi 0 persen.  

"Sebetulnya sudah ada pulau di Australia yang 100 persen sudah menggunakan EBT yakni di Pulau Tasmania," katanya. 

Selain Konjen Australia yang hadir sebagai pemateri pada workshop Perubahan Iklim, juga hadir General Manager PT PLN Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat(Sulselrabar) dan Managing Director Energy Shift Putra Adhiguna. 

Konjen Australia untuk Indonesia Todd Dias disela workshop Perubahan Iklim yang digelar CNN Academy dengan Kedubes Australia di Makassar, Rabu (15/1/2025). ANTARA/ Suriani Mappong 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025