Mamuju (ANTARA Sulbar) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Barat meminta kepada warga untuk tetap mengatur kehamilan untuk menekan laju pertumbuhan pertumbuhan penduduk di wilayah ini.

"Laju pertumbuhan penduduk Sulbar termasuk tertinggi di Indonesia mencapai 2,68 persen per tahun. Jumlah kelahiran di Sulbar dalam setiap hari mencapai lebih 300 orang atau rata - rata 18 orang bayii lahir setiap jam," kata Kepala BKKBN Sulbar, Abdullah Kemma pada acara orientasi teknis parameter kependudukan se-Sulbar di Mamuju, Kamis.

Menurutnya, secara nasional laju pertumbuhan penduduk adalah 1,49 persen, sedangkan Sulbar lebih tinggi sebesar 2,68 persen pertahun.

"Yang memprihatinkan karena jumlah kelahiran yang tinggi di Sulbar itu mayoritas justru pada keluarga miskin, mereka secara ekonomi kurang mampu tapi memiliki banyak anak, sehingga berpengaruh pada kemampuan membiayai pendidikan anak dan sektor kesehatan keluarga," katanya.

Abdullah menjelaskan, BKKBN terus mensosialisasikan agar pasangan usia subur dapat mengendalikan kelahiran termasuk mengatur jarak antar kehamilan.

Data BKKBN yang bersumber dari sensus penduduk 2010, jumlah penduduk di Sulbar hingga tahun 2010 mencapai 1,5 juta lebih, pada tahun 2000 jumlah penduduk Sulbar 891 ribu orang.

Jumlah ini kata Kemma, dipastikan akan terus bertambah karena selain tingginya kelahiran anak, arus migrasi penduduk dari provinsi lain juga ikut mennambah jumlah penduduk.

Ketua pelaksana Orientasi, Darmawan Baharuddin mengatakan kegiatan ini digelar untuk memberi pembekalan secara teknis tentang perhitungan kependudukan.

Sampai saat ini kata Darmawan, sudah diperoleh data-data kependudukan yang patut menjadi perhatian.

"Di Sulbar sangat tinggi kelahiran di pasangan usia muda, perempuan melahirkan dibawah usia 19 tahun mencapai 103 setiap 1000 kelahiran," ungkap Darmawan yang juga Kepala sub bidang pengendalian Penduduk BKKBN Sulbar.

Menurutnya, saat ini beragam data kependudukan dari berbagai instansi, sehingga perlu ada kesehapahaman tentang data yang dapat dijadikan rujukan.

Diharapkan dengan pemahaman penghitungan teknis tersebut, akan lahir data- data kependudukan yang lebih valid lagi. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024