Mamuju (ANTARA Sulbar) - Provinsi Sulawesi Barat membutuhkan Rp500 miliar membangun `Klaster` ekonomi kakao pada setiap Kabupatennya dalam rangka mendukung Sulbar menjadi industri kakao.

Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Abdul Waris Bestari di Mamuju, Jumat, mengatakan Sulbar memprogramkan pembangunan klaster kakao di seluruh Kabupaten dalam rangka mendukung Sulbar menjadikan daerahnya pusat industri kakao.

Ia mengatakan, untuk mewujudkan itu maka kebutuhan anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp500 miliar sehingga diharapkan ada investor yang mau mengembangkannya.

"Ini adalah peluang investasi untuk mengembangkan kakao sebagai aset dan komoditi andalan untuk pembangunan ekonomi daerah," katanya.

Menurut dia, untuk pembangunan klaster kakao di Sulbar dan seluruh Kabupatennya maka yang dibutuhkan dari dana investasi adalah penyediaan sarana produksi terutama penyediaan pupuk.

Kemudian penyediaan alat fermentasi dan penerapan teknologi pasca panen, serta peningkatan mutu sesuai standar nasional Indonesia (SNI) dan sertifikasi,

Selain itu pembelian biji kakao sesuai dengan harga pasar, dan pembangunan industri coklat setengah jadi.

Menurut dia, berdasarkan data statistik pemerintah di Sulbar terdapat luas tanaman kakao mencapai 172.768 hektare sementara jumlah petani yang mengembangkannya mencapai 128.094 KK.

Ia mengatakan, kakao di Sulbar saat ini terus dikembangkan pemerintah dan sedang ditingkatkan daya saingnya karena sebagian petani kakao di Sulbar telah beralih menjadi petani sawit, padahal kakao sangat menjanjikan untuk dikembangkan memajukan ekonomi masyarakat dan daerah.

"Sekitar lima persen lahan kakao Sulbar sudah beralih menjadi sawit, makanya pemerintah terus mengembangkan tanaman kakao dengan meningkatkan produksi dan mutunya agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekonomi daerah ini," katanya. ***2***

Ridwan Ch

(T.KR-MFH/B/R010/R010) 26-09-2014 19:44:11

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024