Mamuju (ANTARA Sulbar) - Pemerintah di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, diminta mewaspadai lonjakan penduduk kota yang akan terus terjadi di masa mendatang dengan melakukan penataan kota sejak dini.

"Pada tahun 2015 penduduk Kota di Indonesia, termasuk Mamuju akan semakin padat, dan jumlahnya akan mencapai rata-rata 50 persen dari jumlah penduduk sebuah daerah, berdasarkan pendataan yang dilakukan pemerintah," kata Kepala Bidang Daur Ulang dan Pemanfaatan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup Shaifuddin Akbar, pada acara sosialisasi ruang terbuka hijau di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, pertumbuhan penduduk di kawasan kota rata-rata secara nasional akan mencapai 1,17 persen setiap tahun, dan pada 2025 nanti penduduk kota diperkirakan akan sekitar 67,5 persen dari total penduduk sebuah daerah akan ada diperkotaaan di negara ini.

"Itu artinya penduduk kota akan semakin padat, maka kota akan tampak semrawut bila tidak ditata karena begitu banyak penduduk kota, sehingga kota yang ada di daerah harus segera menata daerahnya, dengan memanfaatkan potensi yang ada," katanya.

Menurut dia, ruang terbuka hijau merupakan solusi mewaspadai lonjakan penduduk kota agar kota tidak semrawut seperti yang dilakukan kota yang ramah lingkungan diberbagai negara maju misalnya di China, Korea, Amerika, Australia dan lainnya.

"Tidak ada kata terlambat dalam menata kota apalagi Mamuju sementara berkembang dan masih dapat dibenahi kedepan, jangan biarkan daerah ini semrawut tanpa ditata karena akan berpengaruh pada perkembangannya kedepan," katanya.

Ia mengatakan, pengalaman bisa contohkan pada Kota Surabaya yang dulunya adalah kota padat, semrawut, macet dan terkenal kota yang sangat panas.

"Kini daerah itu sudah mulai sejuk karena telah membangun ruang terbuka hijau dan pelan pelan kota sudah mulai ditata agar semakin asri, teduh, hijau, sehingga masyarakat dapat hidup tenang dan damai," katanya.  FC Kuen

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024