Mamuju (ANTARA Sulbar) - Komunitas Mahasiswa Untuk Kedaulatan Rakyat (Komkar) meminta agar pemerintah di Provinsi Sulawesi Barat memperhatikan petani cengkih di Desa Ulidan, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, yang kesulitan air bersih akibat kemarau yang melanda wilayahnya.

"Kami berharap ada perhatian terhadap petani cengkih yang ada di Kabupaten Mejene agar tidak mengalami kerugian akibat kemarau yang melanda," kata Ketua Komkar, Wahyu di Mamuju, Jumat.

Ia berharap pemerintah membantu petani agar tidak kesulitan dalam mengatasi kemarau panjang di daerahnya dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana agar tanaman cengkih petani tidak kesulitan air.

"Kalau petani rugi daerah ini juga akan rugi karena petani yang seharusnya menjadi penopang ekonomi daerah dari sektor komoditi yang dikembankannya juga akhirnya rugi karena kemarau," katanya.

Menurut dia, pemerintah di Sulbar harus pro aktif melakukan monitoring hasil pertanian petani jangan sampai pertumbuhan ekonomi daerah ini menjadi turun, karena komoditi yang rusak akibat kemarau tanpa ada perhatian untuk ditanggulangi.

"Sebagai mahasiswa kami prihatin dengan nasib petani, kemarau yang tidak dapat ditolak tetapi harus ada upaya untuk diantisipasi pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, petani harus mengambil air dari sungai yang jaraknya mencapai satu kilometer untuk menyiram tanaman cenkihnya yang terancam kekeringan akibat kemarau.

Usman, salah seorang petani di Mamuju mengatakan, petani harus membawa air yang diambil dari sungai untuk menyiram tanaman cengkihnya menggunakan jerigen dengan berjalan kaki sambil mendaki bukti karena tanaman cengkeh petani umumnya berada di atas bukit.

"Petani merasa kesulitan, namun itu harus dilakukan kalau tidak ingin tanaman cengkihnya menjadi kekeringan akibat kemarau," katanya.

Menurut dia, petani menjaga cengkihnya dan selalu menyiram tanaman cengkih ketika kemarau ini agar tanaman cengkih petani tidak rusak, bila rusak maka petani akan rugi karena tanaman cengkih menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan petani.

"Satu pohon cengkih dapat menghasilkan sekitar 60 kilogram cengkih, sementara setiap hektare cengkeh mampu mencapai 150 pohon itu artinya dalam setahun cengkih petani setiap hektare dapat menghasilkan 9.000 kilogram, dan bila dipasarkan harganya mencapai Rp1 miliar karena harga cengkih setiap kilogram mencapai Rp120 ribu," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah dapat membantu petani agar tidak lagi kesulitan dalam mengambil air di sungai.

"Petani butuh saluran pembuang dari sungai agar dapat dengan mudah mengairi tanaman cengkihnya," katanya. Adi Lazuardi

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024