Mamuju (ANTARA Sulbar) - Gubernur Sulawesi Barat H Anwar Adnan Saleh mengakui jika namanya beredar sebagai calon menteri kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk dilakukan jejak rekam oleh KPK dan PPATK terkait nama-nama menteri yang diajukan tersebut.

"Saya mendapatkan informasi itu melalui media online. Bahkan, hal itu telah ramai dibicarakan pada sejumlah akses layanan informasi melalui dunia maya baik faceebook maupun twitter," kata Anwar Adnan Saleh saat menyerahkan SK Aparatur Sipil Negara (ASN) 100 persen terhadap 713 pegawai yang dilaksanakan di kantor gubernur setempat, Rabu.

Dia tidak pernah menduga jika nama dirinya masuk dalam bursa calon menteri yang dilakukan uji jejak rekam yang dilakukan oleh KPK maupun PPATK.

"Hal yang saya syukuri karena hasil pengamatan KPK maupun PPATK, nama saya tidak masuk dalam daftar kuning maupun daftar merah. Artinya, jejak rekam saya itu lolos tanpa catatan buruk selaku pejabat publik di daerah yang telah bekerja selama kurang lebih delapan tahun," kata Anwar.

Gubernur dua periode ini menyampaikan ikut memberikan apresiasi terhadap presiden dan wakil presiden terpilih yang telah memperhitungkan dirinya untuk mengajukan namanya selaku bakal calon menteri.

"Apakah nantinya lolos diangkat menjadi menteri maka itu menjadi hak presiden dan wapres," katanya.

Karena itu, kata Anwar, jika amanah diberikan kepadanya maka hal itu akan dimanfaatkan sebagai bentuk pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara.

Anwar juga menepis jika selama ini banyak mendampingi Jusuf Kalla karena ingin memberikan tawaran karena persoalan pengangkatan menteri bukan hal yang bisa ditawar-tawar, tetapi itu menjadi hak progratif presiden dan wakil presiden.

Bila nantinya benar masuk dalam daftar menteri, kata dia, maka dirinya menyerahkan langsung kepada presiden terpilih untuk menempatkannya pada posisi jabatan tersebut.

"Saya tidak bisa menawarkan dimana posisi jabatan menteri yang saya kehendaki karena hal ini tentu sudah dalam pemantauan presiden terpilih," ungkapnya.

Hal yang pasti, kata dia, selama memangku jabatan Gubernur Sulbar selama delapan tahun telah bekerja keras untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan penanganan desa-desa tertinggal.

Provinsi Sulbar yang dibangun dari kilometer nol sejak tahun 2006 silam, kata Anwar, awalnya merupakan daerah tertinggal dan saat ini telah mampu berdiri tegak dengan segala kekurangannya.

"Sulbar kita benahi mulai dari titik nol. Meski usia daerah ini belia, namun telah mampu merubah wajah Sulbar yang dulunya `sarang` pembuangan pejabat dari Sulawesi Selatan," ungkap Anwar.

Alhasil, kata dia, daerah Sulbar sempat mencapai angka pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 34 provinsi di tanah air, bahkan angka kemiskinan dan pengangguran di Sulbar "terjun bebas" dari beban sebelum provinsi ini terbentuk.

Gubernur juga mengaku hingga saat ini dirinya memang belum pernah dipanggil Presiden Jokowi walaupun telah banyak tokoh nasional lain yang telah dipanggil presiden terpilih.

"Saya berani menanggapi hal ini karena namanya telah beredar luas melalui akses media online dan bahkan banyak teman-teman di Jakarta yang melayangkan pesan singkat SMS," ujar Anwar. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024