Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat Politik UIN Alauddin Dr Firdaus Muhammad, menilai Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto belum waktunya untuk bergabung dalam salah satu partai politik.

"Dari sekian banyak opsi yang bisa diambil, saya kira Wali Kota Makassar lebih baik jika tidak bergabung dalam salah satu partai," kata Firdaus Muhammad terkait kabar merapatnya wali kota dalam Partai Golkar Makassar di Makassar, Kamis.

Menurut dia, ada beberapa alasan sehingga wali kota yang akrab disapa Danny Pomanto itu dinilai belum tepat bergabung dalam partai politik saat ini. Pertama tentu saja latar belakang wali kota Makassar yang tidak memiliki pengalaman dalam dunia politik.

Kenyataan itu akan membuat Danny Pomanto kesulitan melakukan manuver politik untuk mengamankan pemerintahannya.

Hal kedua terkait posisi Danny Pomanta sebagai wali kota yang tentu saja membutuhkan dukungan seluruh partai demi memuluskan segala program yang telah direncanakan. Jika bergabung dan menjadi Ketua Golkar Makasar, kata dia, ada kemungkinan melahirkan reaksi dari partai lain yang sebelumnya telah berjuang memenangkannya pada pilwalkot lalu khususnya dari Partai Demokrat.

Salah satu yang kemungkinan besar tidak mendukung jika Danny menahkodai Golkar Makassar yakni Syamsu Rizal yang merupakan wakil Wali Kota Makassar. Apabila itu terjadi tentu akan membuat kinerja pemerintahan tidak berjalan maksimal.

"Saya kira partai Demokrat yang telah mengusungnya menjadi walikota tidak akan rela. Ini tentu akan menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan," katanya.

Selain dari partai pengusung, lanjut dia, Mantan konsultan tata ruang Pemkot Makassar itu juga kemungkinan akan mendapat perlawanan dari kader Golkar Makassar sendiri.

Sejumlah kader yang selama ini telah lama berjuang membesarkan partai tentu tidak begitu saja merelakan Ketua Golkar Makasssar diisi oleh orang yang sebelumnya tidak pernah berkontribusi dalam membesarkan partai.

"Lebih parahnya lagi jika ternyata sengaja digadang-gadang namun pada perjalannya tidak terwujud. Jika itu terjadi tentu akan membuat posisi walikota tidak aman," ujarnya.

Untuk itu, menurut dia, hal yang lebih penting dilakukan yakni tetap tidak terlibat dalam politik praktis. Danny Pomanto juga harus memperbaiki hubungan dan rutin menjalin komunikasi dengan seluruh partai. Langkah ini dinilai akan lebih positif bagi posisi walikota kedepan.

Ia menjelaskan, wali kota saat ini sudah memiliki modal karena memiliki hubungan yang baik dengan Gubernur Syahrul Yasin Limpo (Ketua Golkar Sulsel) serta mantan Ketua DPD Partai Demokrat Ilham Arief Sirajuddin.

"Saya kira opsi ini akan membuat posisinya lebih aman khususnya dalam menjalankan roda pemerintahan kedepan. Adapun pada akhirnya ingin mengamankan posisinya sebagai incumbent di pilwalkot nanti, saya kira itu urusan nanti," ujarnya. Agus Setiawan

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024