Kupang (ANTARA Sulsel) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya mengatakan, Wilmar Group, perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis berencana membangun pabrik gula berbasis tebu di wilayah provinsi kepulauan itu.

Hanya saja, perusahan itu membutuhkan lahan sekitar sepuluh ribu hektare, sehingga masih dikomunikasikan dengan para bupati di daerah ini, kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya usai pertemuan dengan Komisaris Wilmar Group, M.P Tumanggor, di Kupang, Senin.

"Kita akan komunikasikan dengan para bupati. Mudah-mudahan ada daerah yang memiliki lahan yang cukup untuk pengembangan tebu sesuai keinginan Wilmar Group, sebelum dibangun pabrik," kata Lebu Raya.

Komisaris Wilmar Group, M.P Tumanggor mengatakan kendala utama perusahan adalah lahan yang tidak mencukupi. Untuk keperluan pembangunan pabrik dibutuhkan lahan sekitar 10.000 hektare untuk perkebunan tebu.

"Kami sudah survei hingga ke Papua untuk mendirikan pabrik gula berbasis tebu, tetapi lahannya tidak cocok," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah merintis perkebunan tebu di Kabupaten Sumba Barat Daya. Lahan yang dibebaskan perusahaan hanya 700 hetare, padahal perusahana membutuhkan lahan seluas sekitar 10.000 hektare.

Menurut dia, tebu yang dihasilkan di Sumba Barat Daya, sebanyak 90-95 ton per hektare dengan rendemen sembilan persen.

"Karena lahan yang dibutuhkan tidak ada, kami putuskan untuk tidak melanjutkan rencana tersebut, kecuali pemerintah daerah membantu menfasilkitasi kami untuk mendapatkan lahan, maka akan kami lanjut rencana pembangunan pabrik gula di NTT," katanya.

Tumanggor memprediksi, pabrik gula yang akan dibangun di NTT ini, nantinya akan memenuhi kebutuhan di NTT sendiri dan Maluku. Untuk itu pihaknya membutuhkan lahan yang siginifikan untuk menghasilkan 7.000 ton tebu per hari. T. Susilo

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024