Mamuju (ANTARA Sulbar) - Media di Provinsi Sulawesi Barat diminta tetap independen dalam melaksanakan tugasnya meliput setiap peristiwa sesuai dengan kode etik jurnalistik dan Undang Undang pers Nomor 40 tahun 1999.

"Media harus memberitakan fakta, bersikap independen dan mendidik masyarakat sesuai dengan kode etik jurnalistik dalam memberitakan setiap peristiwa," kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Provinsi Sulbar, Sudirman Samual dalam diskusi publik dengan tema kupas tuntas pengalihan subsidi BBM di Mamuju, di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan media di Indonesia selama ini terpecah dalam dua kubu sejak dimulainya pemilihan presiden beberapa waktu lalu sampai saat ini.

"Nampak dari pemberitaan sampai selesainya pilpres ada media yang mengkritik pemerintah dan ada juga yang menjadi tameng pemerintah," katanya.

Menurut dia, AJI tetap mempertegas diri bersikap independen dan bukan alat politik sehingga meminta kepada para jurnalis di Sulbar untuk tetap mempertahankan independensi dengan tidak menjadi alat politik kepentingan politik tertentu.

"Media lahir bukan membuat konflik, tetapi untuk mendidik masyarakat Indonesia agar maju dan berkembang jadi jangan terjebak dalam kepentingan politik," katanya.

Menurut dia, dalam memberitakan peristiwa seputar naiknya harga Bahan Bakar Minyak yang mengundang reaksi masyarakat melalui demonstrasi harus tetap bersikap bijak dan meliput sesuai dengan kode etik jurnalistik.

"Media mesti memberikan solusi bukan alat politik sehingga tidak berpihak pada kubu manapun," katanya.

Ia juga meminta agar kekerasan kepada wartawan tidak lagi terjadi, dan wartawan dapat dilindungi dalam melaksanakan tugasnya.

"Kami minta agar jurnalis dihargai dalam bekerja dan tidak diberikan kekerasan, seperti saat wartawan meliput di kampus Universitas Negeri Makassar, mendapatkan kekerasan dari aparat polisi, kami kecam itu dan jangan lagi terjadi," katanya. Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024