Makassar (ANTARA Sulsel) - Anggota Bank Sampah di Kota Makassar mencapai sekitar 2.000 Rumah Tangga (RT) yang tersebar di 78 wilayah pada 14 kecamatan di Makassar.

"Nasabah Bank Sampah ini terus bertambah sejak pencanangan `Makassar Green and Clean` tujuh tahun silam," kata Project Officer Makassar "Green and Clean" Saharuddin Ridwan di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, memasuki tahun ketujuh program yang berbasis lingkungan ini, telah menerapkan program pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse and Recycle) yang sering disebut Bank Sampah.

Program itu terlaksana atas inisiasi Yayasan Unilever Indonesia (YUI) dan pemerintah kota Makassar. Hasil dari kegiatan itu sudah ada 78 wilayah tingkat RW yang melakukan kegiatan bank sampah pada 2013 dan telah memberikan data valid berupa total sampah dikelola sebanyak 182 Ton sampah kering, dua ton Sampah Basah, Omzet mencapai Rp 453 juta dengan total nasabah 2.000 RT.

Khusus periode 2014, lanjut dia, program tersebut akan ditingkatkan dengan semangat baru Walikota Baru Moh Ramdhan Pomanto dan wakilnya Syamsul Rizal dengan konsep `Sampah ditukar Beras.

Saharuddin mengatakan, optimalisasi pengelolaan sampah diperkotaan khususnya permukiman warga adalah dengan memberikan edukasi dan pelayanan yang terpadu tepat guna.

"Warga yang sudah menjadi nasabah bank sampah dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan tukar beras. Meski demikian, hingga kini baru enam RW yang menjalankan sampah tukar beras. karena masih menunggu regulasi pemerintah kota Makassar tentang bantuan bagi bank-bank sampah yang ada," katanya.

Selain program sampah tukar dengan beras, beberapa bank sampah juga telah menjalankan program sampah bayar listrik, telepon dan pembayaran lainnya.

Menurut Direktur Bank Sampah Pelita Harapan Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Pattagiling, program sampah ditukar beras di wilayahnya sangat berguna terutama bagi masyarakat nasabah yang masuk dalam golongan menengah ke bawah.

"Bahkan konsep sampah tukar beras di bank sampah tersebut dimodifikasi menjadi `pinjam beras dicicil pakai sampah`," ujarnya.

Dia mengatakan, konsep sampah tukar beras ini yang merupakan modifikasi sesuai dengan kemampuan masyarakat, karena kemampuan nasabah bank sampah tersebut sebagian tidak mampu beli beras langsung, maka diberikan kemudahan bagi masyarakat yang mau membeli beras, namun tak memiliki uang bisa meminjam beras di bank sampah itu. Pembayarannya dicicil pakai sampah," kata Pattagiling. 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024