Makassar (ANTARA) - Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan) Sulawesi Selatan bersama Perum Bulog menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat hingga menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.  

"Sejauh ini pantauan kondisinya (ketersediaan pangan) aman," kata Ketua Satgas Pangan Sulsel Kombes Pol Dedy Supriadi di Makassar, Sabtu.

Berkaitan dengan ketersediaan pangan dan pantauan Harga Eceran Tertinggi (HET), kata dia, pihaknya terus berkoordinasi dan berkolaborasi bersama Bulog, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Badan Statistik Nasional, serta pelaku usaha untuk memantau serta memastikan ketersediaan pangan

Selain itu, Satgas Pangan bersama Satgas Pangan Pusat telah melaksanakan pemantauan pengendalian harga pangan utamanya beras di berbagai pasar daerah-daerah di Sulsel secara berkelanjutan guna memastikan kestabilan harga. 

Upaya pengendalian HET beras tersebut, kata dia, merupakan tugas negara untuk menjaga kestabilan pangan serta mencegah praktik kecurangan, manipulasi harga beras sesuai ketentuan yang ada, pengoplosan pengurangan mutu, termasuk praktik penimbunan bahan kebutuhan pokok. 

Terkait dengan aturan HET beras, Sulsel masuk di Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi). Untuk harga beras premium Rp13.500 per kilogram dan beras medium Rp14.900 per kilogram. Walaupun Sulsel menjadi daerah penghasil beras, namun tetap dipantau.

Penugasan pengawasan Satgas Pangan tersebut guna mengawal kebijakan penyeragaman harga sesuai Instruksi Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjaga stabilitas harga pangan pokok di seluruh Indonesia, sesuai Surat Keputusan Kepala Bapanas nomor 375 tahun 2025 tertanggal 20 Oktober 2025.
 
Satgas Pangan ditugaskan melaksanakan identifikasi usaha maupun pengecekan HET sesuai aturan pada seluruh rantai pasok, juga distribusinya. Mulai produsen, distributor, sampai pada tingkatan pengecer dan ritel moderen.

Kepala Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Fahrurrozi sebelumnya menyebutkan, untuk stok beras di Gudang Bulog Sulselbar tercatat masih ada 546 ribu ton. Jumlah ini masih aman mencukupi kebutuhan masyarakat hingga beberapa bulan ke depan termasuk saat Natal dan Tahun Baru.  

"Dengan jumlah stok ini, Sulsel masih sangat aman. Seperti disampaikan Menteri Pertanian tidak perlu impor (beras) tiga bulan ke depan, itu adalah benar. Sebab, stok beras kita di Sulsel melimpah," katanya.  

Mengenai informasi BMKG saat ini sudah memasuki peralihan musim kemarau ke musim penghujan yang berpotensi terjadi banjir, pihaknya telah mengambil langkah tindak lanjut dengan sejumlah antisipasi-antisipasi pengamanan stok beras di gudang. 

"Sudah ada tim yang rutin mengecek stok serta kondisi gudang kita di lapangan. Seluruh cabang diinstruksikan memonitor agar tidak ada gudang bocor atau lembab yang bisa mempengaruhi kualitas beras," ujarnya menekankan. 

 

 


Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025