Makassar (ANTARA) - Ketua Umum DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Anita Puji Utami mengatakan sebanyak 10 politeknik baru disiapkan untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja sektor maritim, khususnya di Wilayah Timur Indonesia.
"Hingga saat ini sarana dan prasarana penunjang ekosistem kemaritiman di Indonesia Timur masih tergolong minim, termasuk SDM," kata Anita di sela kunjungannya bersama Komisi VII DPR RI di Kantor PT Industri Kapal Indonesia (IKI) di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, upaya memperkuat ekosistem kemaritiman nasional terus didorong melalui penguatan sumber daya manusia dan infrastruktur pendidikan vokasi.
Karena itu, SDM dari 10 politeknik baru itu tengah disiapkan untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja sektor kemaritiman.
Sementara dari fasilitas penunjang ekosistem maritim yang ada di Indonesia, diakui baru sekitar 20 persen atau sekitar 70-an di KTI dari total 340 lebih fasilitas yang ada di Indonesia.
“Padahal kebutuhan sektor maritim Indonesia seharusnya lebih banyak bertumpu di Indonesia Timur dengan perairan yang lebih luas," katanya.
Karena itu, dia berharap ke depan
fasilitas penunjang sektor maritim di KTI dapat ditingkatkan menjadi 40 persen, sehingga bisa lebih proporsional.
Anita juga menyoroti perkembangan program tol laut yang dinilai cukup signifikan. Jika pada awal pelaksanaannya hanya melayani 11 rute, kini tol laut telah berkembang menjadi 39 rute yang melayani hampir 150 pelabuhan di seluruh Indonesia.
Namun demikian, dia menegaskan bahwa penguatan ekosistem tidak cukup hanya dari sisi konektivitas, tetapi juga harus diimbangi kesiapan SDM dan industri pendukung seperti galangan kapal.
Untuk itu, pihaknya mendorong dukungan lintas sektor melalui kerja sama atau PKS dengan berbagai kementerian.
"Kita perlu berdiskusi dengan Kementerian Keuangan terkait pembiayaan, dengan Kementerian Ketenagakerjaan soal tenaga kerja, dan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi untuk penguatan politeknik," katanya.
Khusus di KTI, lanjut dia, penguatan ekosistem kemaritiman juga dinilai perlu melibatkan pemerintah daerah dengan pemberian insentif untuk pembangunan sektor kemaritiman.
“Persoalan ekosistem maritim ini memang banyak, tapi pelan-pelan ada solusinya. Jika kepala daerah punya komitmen keras untuk menghadirkan kesejahteraan, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi, maka semua bisa dibicarakan," ujarnya.
Sementara itu, Plt Direktur Utama PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Sultan Ikhsan menyebutkan, kapasitas maksimal dukungan industri galangan saat ini baru mencapai sekitar 60 persen.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri sekaligus peluang untuk terus memperkuat industri maritim nasional, khususnya di KTI. Untuk dukungan SDM, diakui tenaga Politeknik memiliki arti penting, karena sudah dibekali dengan pendidikan vokasi, sehingga sudah memiliki keterampilan saat berhadapan dengan pekerjaan.