Kupang (ANTARA Sulsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan sejumlah bantuan makan dan kebutuhan hidup kepada warga dua desa di perbatasan RI-Timor Leste yang menjadi korban terjangan banjir pada akhir Desember 2014.

"Bantuan berupa makanan selain beras dan sejumlah barang kebutuhan lainnya telah diantar langsung petugas BPBD Nusa Tenggara Timur Kamis (22/1) kemarin," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus, Jumat.

Menurut Thadeus, penyaluran bantuan dengan alokasi anggaran Rp150 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu, semuanya diberikan dalam bentuk barang dan makanan, sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat yang disampaikan kepada BPBD NTT untuk dibelanjakan.

Jadi kata Thadeus, barang-barang yang diberikan sudah merupakan kebutuhan yang oleh warga korban banjir disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Malak lalu diteruskan kepada BPBD Nusa Tenggara Timur.

Dia menyebutkan, sesuai laporan dari Pemerintah Kabupaten Malaka, dua desa korban bencana banjir yang menjadi prioritas bantuan adalah Oan Mane dan Desa Sikun. Kendati demikian, Pemerintah Daerah Malaka bisa membagi ke desa lainnya yang dianggap juga menjadi korban banjir.

"Prinsipnya Rp150 juta itu sudah kita salurkan dalam bentuk barang kepada warga yang sesuai rekomendasi pemda ada di Desa Sikun dan Oan Mane. Teknis penyaluran lapangan ada di tyangan Pemda Malaka, " kata Thadeus.

Kepala Dusun Ai Rae, Desa Sikun Milus Kehi yang dihubungi terpisah dari Kupang mengaku, belum mendapatkan bantuan yang disalurkan oleh BPBD Nusa Tenggara Timur menggunakan anggaran Rp150 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI itu.

"Kami masih belum mendapatkan bantuan itu. Semoga dalam waktu dekat sudah bisa diperoleh," katanya.

Milus mengatakan, banjir yang menerjang desa yang berada di bantaran Sungai Benanain sejak akhir Desember 2014 tersebut, telah berakibat kepada hancurnya semua lumbung makanan dan lahan pertanian warga yang sebagian besar adalah petani.

Kondisi tersebut telah berdampak kepada menipisnya sumber makanan sebagai salah satu hal pokok untuk mempertahankan hidup warga di desa tersebut. "Seharusnya saat ini pemerintah sudah hadir dan memberikan bantuan kepada seluruh warga agar tidak terjadi korban. Namun kenapa hingga kini belum juga ada bantuan," katanya dengan nada tanya.

Dia mengaku, 500 lebih kepala keluarga yang berdomisili di Desa Sikun, masih bagian dari warga negara Indonesia, dan karena itu harusnya diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia.

"Desa kami meskipun dekat dengan Negara Timor Leste, tetapi kami masih warga negara Indonesia, karena itu Pemerintah Indonesia harus tolong kami. Beri kami makanan, terutama untuk anak-anak kami," katanya. Budi Suyanto

Pewarta : Yohanes Adrianus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024