Makassar (ANTARA Sulsel) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan serta Asosiasi Usaha Hiburan Malam (AUHM) membantah anggapan jika kedua usaha itu menjadi tempat peredaran narkoba.

"Saya tidak setuju kalau ada yang menganggap hotel itu tempatnya bertransaksi narkoba dan tempatnya mengedarkan. Tidak benar semua anggapan itu," tegas Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan, justru selama ini pihak hotel sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Kota Makassar melakukan sosialisasi mengenai bahaya peredaran narkoba serta ancaman hukuman bagi yang melakukan.

Sosialisasi mengenai bahaya narkoba itu bukan cuma dilakukan pada tetamu yang datang, melainkan ditujukan kepada seluruh karyawan hotel.

"Kami rutin menggelar pertemuan dan koordinasi dengan pihak pemerintah kota serta kepolisian. Petugas hotel juga sering melakukan pemeriksaan terhadap tamu," katanya.

Hal serupa diungkapkan Ketua AUHM Sulsel, Zulkarnaen Ali Naru yang membantah jika selama ini beberapa tempat hiburan malam di Makassar dijadikan sebagai tempat transaksi narkoba.

Bahkan dirinya menantang pihak kepolisian untuk membuktikan, apakah disalah satu THM seperti Zona Cafe di Makassar yang disebutnya itu sebagai pusat transaksi narkoba itu atau bukan.

"Beberapa waktu lalu memang ada pengunjung yang didapatkan membawa obat-obatan, tetapi itu bukanlah jenis narkoba seperti pil ekstasi tetapi sejenis obat penenang seperto somadryl," jelasnya.

Sebelumnya, DPRD Makassar kaget ketika mengetahui kota ini berada di urutan ketiga tujuan peredaran narkoba baik yang skala nasional maupun internasional.

"Kami kaget juga mengetahui jika Makassar ini sudah berada pada urutan ketiga peredaran narkoba terbesar di Indonesia dan data ini kita peroleh dari BNK Makassar," ujar Ketua Komisi D Bidang Pendidikan dan Kesejahteraan DPRD Makassar, Muzakkir Ali Djamil.

Dia mengatakan, peredaran narkoba yang semakin tinggi di Makassar terbukti dengan ditangkapnya beberapa gembong narkoba dan jaringan internasional, yang semakin membuktikan kalau kota ini masih menjadi surga para pengedar.

Lapisan kalangan juga telah menjadi sasaran dan bukan pada tataran anak muda saja yang menjadi targetnya, para kalangan terpelajar seperti guru besar pun tidak luput dari penggunanya.

"Ini sangat mengherankan, sudah semua lapisan masyarakat yang menjadi korban dari narkoba ini. Yang membuat heran bukan cuma remaja, tetapi kalangan terpelajar juga jadi korban peredaran ini," katanya. Ridwan Ch

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024