Makassar (ANTARA Sulsel) - Tim peneliti beranggotakan ilmuwan-ilmuwan geologi dari berbagai universitas dalam dan luar negeri akan melakukan pengeboran di Danau Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan untuk mengungkap sejarah iklim bumi.

"Kami meneliti Danau Towuti karena danau ini merupakan salah satu danau yang paling tua di dunia, sedimen yang berada di bawah dasar danau ini seperti lembaran buku yang memberikan informasi tentang sejarah iklim dan lingkungan danau tersebut, mungkin hingga satu juta tahun yang lalu, dan hanya ada sangat sedikit danau di dunia yang dapat memberikan informasi seperti ini," jelas peneliti geologi dari Universitas Brown James Russell seusai memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Senin.

Dengan melakukan pengeboran tersebut, kata dia, para peneliti akan mengambil sampel sedimen kemudian melakukan serangkaian analisis kimia untuk memperoleh informasi.

"Kami akan mengukur perubahan kimia, perubahan biologi, dan mengetahui bagaimana iklim berubah berdasarkan informasi dari sedimen tersebut," ujarnya.

James menganalogikan iklim seperti layaknya sebuah buku. Pemahaman mengenai perubahan iklim yang terjadi saat ini, kata dia, ibaratnya membaca buku yang dimulai dari pertengahan, sehingga sulit dipahami.

"Saya memikirkan iklim seperti itu, kita tahu bagaimana iklim berubah saat ini, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana iklim di masa lalu. Ini membuat kita sulit memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan," ujarnya.

James mengatakan saat ini perubahan iklim cenderung menyebabkan bumi menjadi semakin hangat. Di masa lalu perubahan seperti ini juga terjadi antara 20.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, ketika periode zaman es beralih ke periode saat ini.

"Jika kita bisa memahami bagaimana curah hujan di Indonesia berubah pada masa itu, ini bisa membantu kita memperkirakan bagaimana curah hujan Indonesia berubah jika pemanasan global terus berlanjut," ujarnya.

Proyek penelitian bernama "The Towuti Drilling Project" ini, kata James merupakan kolaborasi dari berbagai universitas dan lembaga penelitian dari dalam dan luar negeri, dengan melibatkan total 60 peneliti. Meskipun penelitian ini sebenarnya sudah mulai berjalan sejak 2007 lalu, proses pengeboran akan berlangsung pada Mei mendatang

Sementara itu, peneliti geologi Unhas Prof Imran mengatakan, proyek ini penting untuk memprediksi perubahan iklim di masa mendatang. Ia juga mengatakan bahwa proyek ini melibatkan Universitas Hasanuddin, Universitas Haluoleo, Universitas Sam Ratulangi, Institut Teknologi Bandung, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sementara Unhas, kata dia, juga melibatkan satu orang mahasiswa. FC Kuen

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024