Makassar (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parmudora) Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan mengadakan sosialisasi pengusulan Geopark Matano dan Sistem Danau Malili sebagai Geopark Nasional di Aula Rumah Jabatan Bupati Lutim, Senin.
Kepala Dinas Parmudora Lutim Andi Tabacina Akhmad mengatakan pada hari pertama menghadirkan tim percepatan penyusunan dokumen yang sebagian besar berdomisili di ibu kota dan berasal dari organisasi perangkat daerah (OPD).
Hari kedua atau 15 Oktober, katanya, dibagi dua zona, yakni pagi untuk Kecamatan Malili di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan siang untuk Kecamatan Wasuponda di Aula Kantor Camat Wasuponda.
Pada hari ketiga, dibagi dua zona, yakni pagi untuk Kecamatan Nuha di Gedung Ontae Luwu dan siang untuk Kecamatan Towuti di Aula Kantor Camat Towuti.
Dia mengatakan pembagian itu berdasarkan wilayah di mana situs warisan geologi atau geosite berada.
“Geosite itu sendiri merupakan tempat yang memiliki jejak rekaman penting tentang sejarah bumi. Di mana saja? Nanti dapat dilihat pada x-banner yang ada di ruangan ini,” katanya.
Andi Tabacina mengatakan tujuan sosialisasi menyamakan persepsi internal tim percepatan, agar tercipta kesamaan pola pikir dan pola tindak dalam mengawal pengusulan Geopark Matano dan Sistem Danau Malili.
Selain itu, memberi penjelasan dan pemahaman kepada pemangku kepentingan di calon kawasan geopark, khususnya kepada pemerintah desa/kelurahan beserta masyarakatnya, tentang geopark, dari perspektif geoheritage, biodiversity, dan culture diversity.
"Tak kenal maka tak sayang, kalau sudah sayang, pasti merasa rugi kalau kemegahan yang ada di Luwu Timur ini tidak terlihat dunia luar dan generasi kita di masa yang akan datang," katanya.
Selanjutnya, mengidentifikasi potensi konflik akibat pengusulan ini, untuk segera mendapatkan penanganan.
"Dan sebagai tahapan persiapan penyusunan dokumen Rencana Induk Geopark,” kata dia.
Hadir sebagai narasumber kegiatan itu, Dedy Irfan Bachri (GM Manager Badan Pengelola Maros Pangkep UNESCO Global Geopark 2018-2022), Yadi Mulyadi (Dosen Arkeologi Unhas), Jumari (Ahli Biodiversitas, Etnobiologi/Etnobotani), dan Ketua IKA Geologi Unhas yang menyajikan materi Geoheritage Diversity.