Kupang (ANTARA Sulsel) - Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah mengirim tim untuk memantau semburan lumpur dingin di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang.

"Hasil pengamatan lapangan nantinya akan dijadikan sebagai data awal untuk meminta bantuan ahli geologi dari Bandung," kata Kadis Pertambangan dan Energi NTT Thobias Uly, di Kupang, Rabu.

Dia mengatakan langkah awal adalah mengirim tim ke lokasi. Tim sudah turun pada Rabu (4/3) pagi untuk memantau dan mendokumentasikan keadaan di lapangan. Setelah ada data awal, baru diputuskan apakah perlu mendatangkan ahli untuk meneliti luapan itu.

Semburan lumpur dingin yang terjadi di desa itu muncul setelah gempa tektonik berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) yang menguncang Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (27/2) malam.

Lokasi gempa tersebut terjadi di Barat Laut Larantuka, ibu kota Flores Timur akan tetapi getaran gempa dirasakan kuat di Kupang dan sekitarnya yang berjarak sekitar 312 kilometer dari pusat gempa.

Kepala Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Kalvin Massa dalam keterangan terpisah mengatakan setelah gempa, semburan lumpur terhenti, akan tetapi muncul lagi pada Sabtu (28/1) siang dan berlanjut.

Sampai Selasa (3/3) sebanyak empat hektare tanaman padi sudah tertutup lumpur,¿ katanya.

Menurutnya, lumpur juga meluber sejauh 500 meter dan menimbulkan keretakan tanah. Kejadian itu menarik perhatian warga dan mulai berdatangan ke lokasi semburan.

"Kami khawatir jangan sampai semburan lumpur ini sama persis semburan lumpur yang terjadi di Sidoarjo," katanya. Budi Suyanto

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024