Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Makassar berupaya mengangkat kembali kekayaan budaya permainan tradisional Makassar melalui gelaran Festival Anak Lorong (Gang) yang akan digelar Maret hingga Mei mendatang.

"Kenapa festival ini mengangkat permainan tradisional, karena kalau kita lihat sekarang, anak-anak kita telah melupakan permainan-permainan tradisional yang sifatnya untuk gotong royong dan silaturahmi," kata Kepala Disparekraf Kota Makassar, Rusmayani Madjied di Makassar, Selasa.

Saat ini, kata dia, anak-anak lebih banyak bermain game yang justru menjadikan mereka pribadi-pribadi yang cenderung individualistis dan egois.

"Kenapa sering terjadi perkelahian, karena anak-anak sudah tidak memiliki rasa untuk berempati dengan teman-temannya," ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, Pemkot Makassar berupaya untuk memperkenalkan kembali ragam permainan tradisional ini kepada anak-anak. Beberapa permainan yang akan dilombakan dalam festival tersebut diantaranya permainan "dende", "asing-asing", lompat tali, "mallongga" dan sebagainya.

Selain perlombaan permainan tradisional, Festival Anak Lorong ini juga akan diramaikan dengan senam kesegaran pagi, gerakan bersih-bersih lorong, dan memasak bersama warga dan ibu-ibu PKK.

Festival Anak Lorong ini akan diselenggarakan di empat titik, antara lain di Fort Rotterdam pada 22 Maret, Pelataran Masjid Al Markaz pada 5 April, Lapangan Kompleks BTP pada 26 April, dan di Lapangan Hertasning pada 17 Mei.

Pemenang dari masing-masing titik akan diperlombakan di Makassar Traditional Festival yang akan berlangsung pada 7 Juni 2015.

Rusmayani berharap Festival Anak Lorong ini dapat menghidupkan kembali budaya gotong royong dan kerja bakti membersihkan lingkungan yang sejak dulu telah menjadi budaya warga Kota Makassar.

Festival ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke "Kota Anging Mammiri" ini.  FC Kuen

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024