Mamuju (ANTARA Sulbar) - Aliansi Jurnalis Independen Provinsi Sulawesi Barat diminta dapat memiliki kesadaran dalam menakar informasi yang disajikan melalui media cetak dan elektronik maupun media sosial pada pilkada serentak berlansung di Sulbar 9 Desember 2015.

"Dewasa ini beberapa media muncul yang sengaja disetting menaikkan elektabilitas dan menjatuhkan seorang, dan dalam perspektif pers ini adalah media abal-abal, yang harus diwaspadai menjelang pilkada," kata Ketua Aji Sulbar, Sudirman Samuel, di Mamuju, Senin.

Ia mengatakan, munculnya media tersebut sengaja dibuat juga untuk menyerang pihak lain dan tentu ini masalah dan belum ada solusi yang bertanggung jawab atas fenomena itu karena KPU tidak punya kewenangan mengatasi itu.

"Bagaimana dengan dewan pers? juga tidak punya kewenangan, jadi masyarakat harus bisa menyaring dan menakar dengan membangun kesadarannya, masyarakat harus cerdas dalam memilah informasi, mana media positif dan negatif," katanya.

Menurut dia, fenomena baru kuatnya basis internet kuatnya media online tidak disertai kesadaran masyarakat dan tidak dibarengi pemahaman positif.

"Media utamanya dalam event Pilkada seperti dalam waktu ini di Sulbar, bahkan sampai Pemilu Presiden, sebelumnya, media abal abal kemudian akan berkembang secara pesat dan dapat diakses kapan saja dimana saja," katanya.

Sudirman mengatakan, dalam sudut pandang pers, sebenarnya kebanyakan dari media ini lahir karena ketidakpuasan terhadap media mainstream karena dikuasai korporasi yang berafiliasi dengan partai tertentu ini juga menjadi kritik.

"Media alternatif yang murah meriah dan dapat diakses siapa saja menjadi tujuan, padahal aturan media sudah jelas kode etik, namun karena landasan dan tidak ada batasan membuat media itu lahir disitu rancunya, masalah ini mesti diantisipasi dengan membangun kesadaran masyarakat menyaring informasi," katanya. M Yusuf

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024