Makassar (ANTARA Sulsel) - Camat Tallo Andi Zainal Abidin mengatakan Pulau Lakkang di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, disiapkan untuk menjadi daerah konservasi dan pariwisata.

"Pulau Lakkang yang berada di wilayah Tallo, intervensinya dilakukan oleh sejumlah intitusi/SKPD terkait untuk konservasinya maupun pengembangan menjadi daerah pariwisata," kata Andi Zainal di Makassar, Selasa.

Menurut dia, untuk mewujudkan hal itu, maka yang urgen untuk dibenahi adalah infrastruktur, khususnya sarana jalan dan penerangan. Khusus sarana penerangan, baru-baru ini sudah ada penambahan daya, sehingga semua warga di Pulau Lakkang dapat menikmati listrik secara serentak.

Sebelumnya, hanya tersedia daya listrik 100 Kilo Volt Ampere (KVA) dari kebutuhan 160 KVA. Akibatnya sekian tahun warga harus bergiliran mendapatkan sarana penerangan.

Dalam perkembangannya, lanjut dia, warga di Pulau Lakkang juga telah memiliki sejumlah peralatan elektronik, sehingga kebutuhan sarana listrik juga semakin meningkat.

Di sisi lain, mobilitas warga Lakkang juga semakin tinggi sehingga membutuhkan sarana jalan atau transportasi yang memadai.

"Sebagian besar warga Lakkang bekerja dan berskolah di luar pulau itu. Tidak ada sarana angkutan untuk keluar pulau selain menggunakan perahu atau rakit, meskipun sebenarnya pulau tumbuh itu barada di dalam Kota Makassar," katanya.

Sementara itu, akses jalan terdekat ke dermaga Pulau Lakkang adalah melalui Bontoa yang merupakan wilayah tetangga," kata Andi Zainal.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, perlunya koordinasi semua pihak terkait khususnya pengambil kebijakan di wilayah tetangga untuk saling mendukung dalam mempermudah mobilitas warga Pulau Lakkang.

Khusus pengembangan pariwisata, di pulau tersebut terdapat tujuh buah "bunker" milik peninggalan penjajah Belanda dan Jepang pada masa prakemerdekaan RI. Namun yang masih terpelihara hanya satu "bunker" saja.

Karena itu, dibutuhkan dukungan pihak pariwisata, kinservasi dan cagar budaya agar Pulau Lakkang dapat menjadi daerah wisata sejarah, sekaligus wisata alam karena pulau itu di kelilingi areal persawahan dan tambak yang masih alami. Juga rumpunan bambu di tengah wilayah perkampungan yang dihuni sekitar 300 kepala keluarga pada areal pulau seluas 1,95 hektare persegi. N Yuliastuti

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024