Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah Legislator DPRD Sulawesi Selatan melakukan pemantauan ujian nasional, baik dalam jaringan (online) maupun dengan cara manual tertulis dan hasilnya peserta lebih santai dengan cara terbaru.

"Kalau pengamatan saya, siswa tidak terlalu tegang dalam mengikuti ujian dengan menggunakan CBT. Mereka juga lebih mudah dan cepat mengerjakan soal. Tidak ribet," ujar anggota Komisi E DPRD Sulawesi Selatan, Sri Rahmi di Makassar, Senin.

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel itu mengatakan, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Base Test (CBT) membuat peserta lebih santai.

Menurut Sri Rahmi, jika dibandingkan sistem CBT yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 17 Makassar dan sistem manual di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I, program baru ini lebih mudah dijalankan peserta ujian.

Untuk itu, dia berharap pada ujian nasional 2016 mendatang akan lebih banyak sekolah di Sulsel yang menerapkan sistem CBT. Dia menyebutkan, saat ini hanya ada 24 sekolah di Sulsel yang menerapkan sistem CBT.

"Sekolah itu tersebar di Makassar dan Parepare. Kalau secara nasional yang saya ketahui berkisar 580 sekolah yang menerapkan sistem CBT ini," ungkapnya.

Kepala SMA Negeri 17 Makasar, Mustari mengatakan, pelaksanaan UN berbasis komputer sudah lebih awal disosialisasikan ke seluruh siswanya. Termasuk menambah jam belajar dengan les siswa.

Karena itu, lanjut dia, siswanya yang berjumlah 283 orang lebih siap menghadapi UN dengan sistem ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 254 orang jurusan IPA dan 29 orang dari IPS.

Diketahui, SMA Negeri 17 menjadi koordinator Sub Rayon 16 yang membawahi SMA Irnas, SMA DDI Wal-Irsyad, dan SMA Datuk Ri Bandang. Adapan total siswa yang menjadi peserta ujian sebanyak 443 orang.

"Tetapi dari sembilan SMA yang ditunjuk, hanya SMA Negeri 17 yang menerapkan ujian nasional berbasis komputer," ujar Mustari. FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024