Makassar (ANTARA Sulsel) - Koordinator Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI) hingga Maret 2015 telah menghimpun sebanyak 1.036 peneliti yang tersebar di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Para peneliti yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di KTI ini sebanyak 38 persen atau 390 orang diantaranya adalah peneliti perempuan," kata Koordinator JiKTI Prof Dr Madjid Sallatu pada Simposium Hibah Penelitian JiKTI di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, sejak 2014 hingga awal 2015, JiKTI melaksanakan rangkaian hibah penelitian JiKTI dengan bekerja sama dengan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) dan lembaga donor AusAID.

Pemberian hibah penelitian merupakan salah satu program peningkatan kapasitas JiKTI bagi para anggota peneliti dengan fokus pada dua isu utama dari pembangungan KTI.

Kedua isu tersebut adalah kemiskinan dan ketertinggalan di KTI. Melalui kegiatan itu, diharapkan peneliti JiKTI dapat memberikan sumbangsih positif kepada pergerakan dan pengembangan inisiatif dan inovasi lokal yang berkontribusi aktif kepada para pemangku kebijakan dalam lingkup KTI.

Menurut Madjid, peran para peneliti yang tergabung dalam JiKTI adalah menyiapkan pelayanan informasi berbasis data yang dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan di lingkup pemerintahan maupun nonpemerintah.

"Selain bidang penelitian, juga dilakukan peningkatan `capacity building` (pembangunan kapasitas) melalui Training of Trainer (ToT) pada anggota JiKTI yang kemudian dilanjutkan pada `stakeholder` (pemangku kepentingan) masing-masing provinsi," katanya.

Simposium yang mengusung tema "Penelitian untuk Rekomendasi Kebijakan 2015" itu menampilkan 14 penelitian yang merupakan diseminasi penelitian dari delapan provinsi di KTI yang dibawakan oleh `focal point` diantaranya dari Universitas Papua Prof Dr Roni Bawole, Universitas Haluleo Prof Dr Takdir Saili, focal poin JiKTI NTT Wilson MA Therik dan Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI Caroline Tupamahu yang membawakan materi Intermediary dalam Sektor Pengetahuan. Agus Setiawan

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2025