Kupang (ANTARA Sulsel) - Pengusaha barang dan jasa serta konstruksi bangunan komersial lainya yang terhimpun dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur siap menggunakan bahan bakar minyak varian baru yang dikenal dengan Pertalite.

Kebijakan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) sebagai operator pelaksana terhadap pemenuhan bahan bakar minyak tidak akan mengganggu aspek harga bahan bakar itu," Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur Fredy Ongko Saputra kepada Antara di Kupang, Jumat.

Diakui bahwa selama ini sudah menggunakan BBM jenis nonsubsidi untuk menggerakkan usaha dan ekonominya melalui sarana dan fasilitas yang dimiliki,

Jadi, menurut dia, apakah ada kebijakan menaikkan atau menurunkan harga BBM termasuk akan menghadirkan lagi bensin baru pengganti premium RON 88 atau yang mulai dikenal dengan nama Pertalite beroktan 90 para pengusaha dan kontraktor di daerah ini tidak akan terganggu.

Jangankan RON 90, menurut dia, menghadirkan harga BBM di atas dari harga RON 88 itu seperti RON 92 bahkan RON 98 sekalipun pihaknya yakin tidak akan terpengaruh, sebab alat berat seperti exavator, vibrator, louder dan walas untuk pekerjaan jalan raya selama ini sudah menggunakan BBM nonsubsidi.

"Alat berat yang dimiliki sejumlah pengusaha konstruksi selama ini bekerja menggunakan bahan bakar minyak (BBM) industri bukan subsidi jadi tidak terpengaruh kalau premium diganti pertalite," katanya.

Karena, lanjutnya, selama ini pihaknya membeli BBM industri itu tidak berlebihan tetapi sesuai dengan kebutuhan operasional alat berat yang sedang bekerja, kecuali setelah BBM premium diganti pertalite, harga BBM industri menyesuaikan mengalami kenaikan.

"Kalau harga BBM industri ikut naik, paling ada perubahan harga kontrak kerja dengan perusahaan, jadi kita positif aja dengan rencana Pertamina meluncurkan Pertalite karena akan memberi lebih banyak pilihan bagi konsumen,| katanya.

Pertalite memberi pilihan bagi konsumen yang ingin mesinnya terawat, tetapi dengan harga yang lebih terjangkau, dan hal semacam ini memang perlu dilakukan pemerintah, katanya.

Karena dengan kadar oktan 90, Pertalite memang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan Premium yang berkadar oktan 88, diantaranya pembakaran yang lebih sempurna dan kadar emisi gas buang yang lebih rendah. Sementara dari sisi harga, Pertalite direncanakan akan lebih terjangkau dibandingkan Pertamax yang memiliki kadar oktan 92.

PT Pertamina (Persero) berniat untuk menghapuskan bensin jenis RON 88 atau premium mulai Mei mendatang. Masyarakat secara bertahap tidak akan lagi bisa membeli premiun di kota-kota besar di Indonesia.

Nantinya premium hanya bisa dibeli oleh kendaraan umum dan di sejumlah SPBU di pinggiran kota. Sebagai gantinya, masyarakat akan diberi pilihan produk pengganti premium dengan kualitas di atas RON 88, namun di bawah pertamax yang memiliki RON 92. Harga bensin pengganti inipun akan lebih murah dibanding pertamax meski lebih mahal dari premium.

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024