Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Dr Adi Suryadi Culla menyatakan jika intrik dari petahana di pemilihan kepala daerah akan mampu menjegal para pesaingnya.

"Di Pilkada serentak tahun ini, khususnya di Sulsel ada beberapa petahana yang maju dan itu menguntungkan daripada calon kandidat lainnya yang menjadi pesaing-pesaingnya," ujarnya di Makassar, Selasa.

Adi Suryadi Culla mengatakan, Pilkada serentak kali ini beberapa petahana memainkan intrik-intrik politiknya untuk menjegal kandidat yang dianggap pesaing kuat.

Tarik menarik dukungan juga tidak terlepas dari upaya satu sama lain untuk menguatkan posisi berhadapan dengan calon-calon lain. Bahkan ada calon yang berusaha dihambat untuk maju di Pilkada.

Adi menilai yang terjadi di Pilkada Maros, hanya Nurhasan memiliki potensi cukup kuat untuk bersaing menghadapi Hatta Rahman-Andi Harmil Mattotorang, namun detik-detik akhir pendaftaran, para partai politik yang jadi pengusungnya mengalihkan dukungan.

"Dengan gugurnya Nurhasan, peluang Hatta Rahman untuk kembali memimpin Maros semakin lapang. Sejumlah lembaga survei juga sudah menempatkan Nurhasan yang berpasangan dengan anak Bupati sebelumnya," sebut dia.

Menurutnya, apa yang menimpa Nurhasan-Ilham Najamuddin (Nurani) adalah realitas pilkada yang diwarnai upaya saling jegal. Apalagi Pilkada kali ini hanya satu putaran.

"Calon bisa memprediksi kemenangan jika menyingkirkan calon kuat lainnya. Mungkin saja ada skenario politik yang kuat untuk menumbangkan pesaing yang kuat itu," katanya.

Diketahui, pilkada serentak di Kabupaten Maros dipastikan tidak menarik. Hal itu dikarenakan kekuatan incumben Hatta Rahman-Harmil Mattotorang masih sulit dibendung oleh dua pasangan calon lainnya, yakni Andi Husain Rasul-H Sudirman (Hadir) dan pasangan Imran Yusuf-Said Patombongi (Iman).

Berdasarkan data rekapitulasi penghitungan suara pemilihan kepala daerah Kabupaten Maros pada 2010 lalu; pasangan Hatta Rahman dan Harmil Mattotorang berhasil menyapu bersih 10 dari 14 kecamatan.

Masing-masing Kecamatan yang menjadi basis utama petahana itu antara lain ; Turikale, Bantimurung, Simbang, Camba, Cenrana, Mallawa, Moncongloe, Lau, Marusu dan Bontoa.

Sementara tiga kecamatan lainnya yakni; Kecamatan Mandai, Tanralili, dan Tompobulu dimenangi pasangan Andi Paharuddin- Devo Khaddafi. Kemudian Kecamatan Maros Baru dikuasai pasangan Nurhasan dan Andi Karim Saleh.

Kemudian jika dilihat dari perolehan suara pada pemilu calon legislatif April lalu, Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Maros mendudukkan 10 kadernya di parlemen. Diketahui, Hatta Rahman merupakan Ketua PAN Kabupaten Maros.

Khusus di pilkada serentak tahun ini, pasangan Andi Husain Rasul-H Sudirman yang menjadi rival Hatta Rahman-Harmil Mattotorang merupakan Anggota DPRD Kabupaten Maros. Pada pemilu calon legislatif lalu, Husain Rasul bertarung di daerah pemilihan (Dapil) dua yang terdiri dari Kecamatan Lau dan Bontoa.

Husain Rasul juga dapat mendulang suaranya di Kecamatan Turikale dan Maros Baru karena pernah menjadi daerah pemilihannya sebelum dipecah menjadi dua Dapil.

Selain itu, Husain Rasul yang juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Khalwatiah dapat mengambil suara dari Warga khalwatiah yang mayoritas bermukim di Patte`ne, Kecamatan Marusu.

Sementara untuk Imran Yusuf, basis pemilih fanatiknya berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung Said Patombongi selaku kadernya di posisi calon wakil bupati. Said Patombongi yang seorang da`i kemungkinan akan mendulang suara dari basis pesantren.

Apalagi Said Patombongi memang bermukim di Pesantren Darul Istiqamah. Pasangan Imran Yusuf-Said Patombongi ini juga mendapat dukungan dari Ikatan Dai Indonesia (Ikadi).

Selain PKS, partai politik PBB dan Hanura yang mengusung paket ini juga akan menggerakkan legislatornya dari Kecamatan Marusu, Bantimurung, Simbang, Camba, cenrana, Mallawa, Mandai, Marusu, Moncongloe, Tompobulu, dan Tanralili.

Imran Yusuf juga saat ini menjabat Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Kabupaten Maros dan pernah menjadi ketua relawan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden lalu.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024