Jakarta (ANTARA Sulsel) - Tokoh muda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan komposisi Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang baru saja terpilih dalam muktamar di Makassar, Sulawesi Selatan, bagaikan sebuah simfoni yang saling melengkapi.
"Bila dimainkan akan menghasilkan irama yang indah nan elok. Komposernya tidak akan terlalu sulit bekerja karena masing-masing sudah mengerti tugas dan fungsinya," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan tertulis diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan dalam komposisi pimpinan terdapat ahli agama Islam, pendidikan, hukum, ekonomi, kesehatan, budaya, politik, kaderisasi dan dakwah yang semuanya sudah terlatih dalam berorganisasi.
Kepemimpinan yang bersifat kolektif kolegial yang menjadi budaya di Muhammadiyah akan menjadi kekuatan sinergis yang dapat membantu Ketua Umum Haidar Nasir dalam mengemban amanah.
"Saya berharap, Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Pak Haidar bisa lebih maju dan berkemajuan. Umat dan bangsa ini masih membutuhkan karya bakti Muhammadiyah," tutur ketua Komisi VIII DPR itu.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan dengan berbagai inovasi dan kreasi, persoalan yang dihadapi Muhammadiyah akan dapat diselesaikan dengan baik.
Terkait figur Haidar Nasir, Saleh mengatakan yang bersangkutan merupakan salah satu pimpinan Muhammadiyah yang tergolong senior. Karena itu, Saleh meyakini Haidar akan mampu membawa Muhammadiyah melintasi tantangan ke depan.
Menurut Saleh, Haidar dikenal menguasai tertib organisasi. Selain itu, Haidar juga aktif menulis dan menafsirkan serta mengonseptualisasikan prinsip, pandangan dan ajaran-ajaran Muhammadiyah.
Kepiawaian Haidar dalam berorganisasi dibuktikan dengan kiprah dan pengabdiannya. Apalagi, kata Saleh, dalam beberapa kali muktamar terakhir Haidar selalu dipercaya muktamirin untuk masuk dalam komposisi 13 pimpinan Muhammadiyah.
"Selain duduk dalam posisi wakil ketua, Pak Haidar juga pernah menduduki posisi sekretaris umum PP Muhammadiyah. Sebelum aktif di pimpinan pusat, beliau juga pernah menjadi ketua umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Beliau bukan kader yang muncul tiba-tiba. Rekam jejaknya mudah ditelusuri," pungkasnya.
"Bila dimainkan akan menghasilkan irama yang indah nan elok. Komposernya tidak akan terlalu sulit bekerja karena masing-masing sudah mengerti tugas dan fungsinya," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan tertulis diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu mengatakan dalam komposisi pimpinan terdapat ahli agama Islam, pendidikan, hukum, ekonomi, kesehatan, budaya, politik, kaderisasi dan dakwah yang semuanya sudah terlatih dalam berorganisasi.
Kepemimpinan yang bersifat kolektif kolegial yang menjadi budaya di Muhammadiyah akan menjadi kekuatan sinergis yang dapat membantu Ketua Umum Haidar Nasir dalam mengemban amanah.
"Saya berharap, Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Pak Haidar bisa lebih maju dan berkemajuan. Umat dan bangsa ini masih membutuhkan karya bakti Muhammadiyah," tutur ketua Komisi VIII DPR itu.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan dengan berbagai inovasi dan kreasi, persoalan yang dihadapi Muhammadiyah akan dapat diselesaikan dengan baik.
Terkait figur Haidar Nasir, Saleh mengatakan yang bersangkutan merupakan salah satu pimpinan Muhammadiyah yang tergolong senior. Karena itu, Saleh meyakini Haidar akan mampu membawa Muhammadiyah melintasi tantangan ke depan.
Menurut Saleh, Haidar dikenal menguasai tertib organisasi. Selain itu, Haidar juga aktif menulis dan menafsirkan serta mengonseptualisasikan prinsip, pandangan dan ajaran-ajaran Muhammadiyah.
Kepiawaian Haidar dalam berorganisasi dibuktikan dengan kiprah dan pengabdiannya. Apalagi, kata Saleh, dalam beberapa kali muktamar terakhir Haidar selalu dipercaya muktamirin untuk masuk dalam komposisi 13 pimpinan Muhammadiyah.
"Selain duduk dalam posisi wakil ketua, Pak Haidar juga pernah menduduki posisi sekretaris umum PP Muhammadiyah. Sebelum aktif di pimpinan pusat, beliau juga pernah menjadi ketua umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Beliau bukan kader yang muncul tiba-tiba. Rekam jejaknya mudah ditelusuri," pungkasnya.