Bantaeng, (Antara) - Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah masuk 10 besar Tokoh Transformatif Indonesia berdasarkan riset yang kemudian dituliskan ke dalam sebuah buku oleh Dr Gun Gun Heryanto dan Dr Iding Rosyidin.
Hal itu terungkap dalam bedah buku yang berjudul 10 Tokoh Transformatif Indonesia yang diselenggarakan Kantor Perpustakaan Kabupaten Bantaeng di Balai Kartini, Bantaeng, Sabtu (8/8).
Bedah buku terbitan Gramedia itu menghadirkan penulis Dr Gun Gun Heryanto dan Nurdin Abdullah sebagai pembahas, dipandu pakar komunikasi politik Unhas Dr Hasrullah.
Bupati juga pernah mengisi daftar 70 Tokoh Inspiratif di Indonesia bersama sejumlah nama penting di tanah air seperti Presiden RI, Joko Widodo, Mendiknas Anies Baswedan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Kemudian Walikota Bandung Ridwan Kamil, Chairul Tanjung, Menteri Perhubungan Ignatius Johan, Mahfud MD, Tri Mumpuni, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Gun Gun, penulisan buku yang menjelaskan kisah sukses 10 tokoh yang telah terbukti mampu melakukan sebuah perubahan pada bidangnya masing-masing, berawal dari hasil survei yang dilakukan laboratorium politik Universitas Indonesia.
"Awalnya terjaring 60 tokoh. Kita kerucutkan lagi menjadi 10 tokoh. Pak Nurdin selalu berada pada tiga besar dalam setiap survei untuk menjaring tokoh. Saya beberapa kali menjadi juri untuk menjaring ketokohan pemimpin dan Pak Nurdin selalu muncul," jelas dosen Universitas Islam Jakarta itu.
Menurut Gun Gun, dalam menulis dan sebelum menulis buku ini dia tidak pernah berkomunikasi dengan 10 tokoh yang dimuat dalam buku yang menjadi best seller itu.
"Saya tidak pernah berhubungan dengan Pak Nurdin. Dan tidak ada satu rupiah pun uang dari Pak Nurdin uang untuk cetak buku ini," jelasnya.
Hal itu juga diakui Nurdin Abdullah. "Saya masuk Toko Buku Gramedia di Jakarta dam membeli buku. Saya Tidak tahu ada saya di dalam buku itu karna foto saya kabur. Nanti di rumah anak sayang yang kasih tau," jelas Nurdin.
Menurut Gun Gun, tujuan utama dan dia tertarik untuk menulis buku ini untuk menjaring tokoh-tokoh yang memang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan.
"Tujuan dari buku ini dibuat untuk memunculkan tokoh-tokoh berprestasi untuk menjadi tokoh nasional," jelas Gun Gun yang mendapat sambutan peserta yang memenuhi gedung berkapasitas ribuan itu.
Dia mengakui Bantaeng dulunya dianggap sebagai daerah yang biasa-biasa saja. Sebelum tahun 2008, nyaris tidak ada gaung atau resonansi tentang ini. Namun setelah Nurdin menjabat sebagai Bupati, daerah Bantaeng menjadi salah satu daerah unggulan di Sulawesi.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada kesempatan itu, mengulas balik perjalanan hidupnya hingga menjadi seorang Bupati. Sosok Nurdin sejak kecil sudah mencoba membantu meringankan beban orang tuanya, dan tidak pernah berpikir akan menjadi seorang Bupati.
Masyarakatlah yang kemudian meluluhkan dan membesarkan hatinya untuk memimpin Bantaeng.
"Segala hal yang kita lakukan, biar orang lain yang menilai. Jangan mau bekerja hanya untuk menjadi tokoh dan dipandang orang, tapi bekerjalah dengan ikhlas biar orang lain yang merasakan sendiri kehebatan kita", tuturnya.
Dia berharap akan tumbuh tokoh-tokoh transformatif lainnya, khususnya di Kabupaten Bantaeng.
Hal itu terungkap dalam bedah buku yang berjudul 10 Tokoh Transformatif Indonesia yang diselenggarakan Kantor Perpustakaan Kabupaten Bantaeng di Balai Kartini, Bantaeng, Sabtu (8/8).
Bedah buku terbitan Gramedia itu menghadirkan penulis Dr Gun Gun Heryanto dan Nurdin Abdullah sebagai pembahas, dipandu pakar komunikasi politik Unhas Dr Hasrullah.
Bupati juga pernah mengisi daftar 70 Tokoh Inspiratif di Indonesia bersama sejumlah nama penting di tanah air seperti Presiden RI, Joko Widodo, Mendiknas Anies Baswedan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Kemudian Walikota Bandung Ridwan Kamil, Chairul Tanjung, Menteri Perhubungan Ignatius Johan, Mahfud MD, Tri Mumpuni, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Menurut Gun Gun, penulisan buku yang menjelaskan kisah sukses 10 tokoh yang telah terbukti mampu melakukan sebuah perubahan pada bidangnya masing-masing, berawal dari hasil survei yang dilakukan laboratorium politik Universitas Indonesia.
"Awalnya terjaring 60 tokoh. Kita kerucutkan lagi menjadi 10 tokoh. Pak Nurdin selalu berada pada tiga besar dalam setiap survei untuk menjaring tokoh. Saya beberapa kali menjadi juri untuk menjaring ketokohan pemimpin dan Pak Nurdin selalu muncul," jelas dosen Universitas Islam Jakarta itu.
Menurut Gun Gun, dalam menulis dan sebelum menulis buku ini dia tidak pernah berkomunikasi dengan 10 tokoh yang dimuat dalam buku yang menjadi best seller itu.
"Saya tidak pernah berhubungan dengan Pak Nurdin. Dan tidak ada satu rupiah pun uang dari Pak Nurdin uang untuk cetak buku ini," jelasnya.
Hal itu juga diakui Nurdin Abdullah. "Saya masuk Toko Buku Gramedia di Jakarta dam membeli buku. Saya Tidak tahu ada saya di dalam buku itu karna foto saya kabur. Nanti di rumah anak sayang yang kasih tau," jelas Nurdin.
Menurut Gun Gun, tujuan utama dan dia tertarik untuk menulis buku ini untuk menjaring tokoh-tokoh yang memang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan.
"Tujuan dari buku ini dibuat untuk memunculkan tokoh-tokoh berprestasi untuk menjadi tokoh nasional," jelas Gun Gun yang mendapat sambutan peserta yang memenuhi gedung berkapasitas ribuan itu.
Dia mengakui Bantaeng dulunya dianggap sebagai daerah yang biasa-biasa saja. Sebelum tahun 2008, nyaris tidak ada gaung atau resonansi tentang ini. Namun setelah Nurdin menjabat sebagai Bupati, daerah Bantaeng menjadi salah satu daerah unggulan di Sulawesi.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada kesempatan itu, mengulas balik perjalanan hidupnya hingga menjadi seorang Bupati. Sosok Nurdin sejak kecil sudah mencoba membantu meringankan beban orang tuanya, dan tidak pernah berpikir akan menjadi seorang Bupati.
Masyarakatlah yang kemudian meluluhkan dan membesarkan hatinya untuk memimpin Bantaeng.
"Segala hal yang kita lakukan, biar orang lain yang menilai. Jangan mau bekerja hanya untuk menjadi tokoh dan dipandang orang, tapi bekerjalah dengan ikhlas biar orang lain yang merasakan sendiri kehebatan kita", tuturnya.
Dia berharap akan tumbuh tokoh-tokoh transformatif lainnya, khususnya di Kabupaten Bantaeng.