Makassar (ANTARA Sulsel) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan inspeksi beberapa waktu lalu ke lokasi penggemukan sapi (feedloter) PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM), Tangerang menemukan 4000 ekor sapi tidak dipotong.

"Jadi waktu itu, kami di KPPU bersama Pak Mentan Amran Sulaiman melakukan sidak ke feedloter di kawasan Tangerang dan menemukan ada 21 ribu ekor sapi. 17 ribu di satu kandang dan 4000 di kandang lainnya dan ini adalah sapi siap potong," ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, sapi yang jumlahnya 4.000 ekor itu sudah dipisahkan dan dikandangkan. Sapi-sapi ini seharusnya sudah akan dipotong, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.

Dengan tidak jadinya 4.000 ekor sapi itu dipotong, otomatis berdampak pada pasokan daging sapi di pasaran dan inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan.

"Itu yang di lokasi feedloter daerah Tangerang. Kemudian kita pantau lagi RPH (rumah potong hewan) di daerah Jakarta, sama mereka juga tidak memotong dan alasan mereka hanya ikut-ikutan karena banyak RPH tidak memotong," katanya.

Syarkawi mengaku sudah berusaha menanyakan apa dasar dari para pengusaha ini untuk menahan dan tidak jadi memotong sapi-sapinya dan pihak pengusaha belum mau memberikan alasan jelas.

Namun hal itu tetap ditindaklanjuti oleh tim investigasi untuk merampungkan proses investigasinya. Syarkawi juga baru mau membeberkan alasan dari semua ini pekan depan.

"Proses investigasinya ini kan masih berjalan dan itu tadi saya katakan, hasil investigasi baru akan diumumkan hari Selasa, pekan depan," kata Syarkawi yang juga tenaga pengajar di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu.

Wakil Ketua KPPU-RI R Kurnia Sya`ranie menambahkan, sejak pertama adanya isu mengenai kelangkaan daging sapi itu sangat berdampak luas terhadap masyarakat.

"Jika ada satu daerah yang mengalami kelangkaan, itu akan membuat daerah lainnya ikut menahan. Makanya, ini yang sedang menjadi fokus kita apakah praktek kartel itu terjadi pada tingkat feedloter ataukah importir," katanya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024