Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perkembangan pelaksanaan proyek Kereta Api Makassar - Pare-pare berjalan lebih cepat dari apa yang direncanakan sebelumnya.

"`Progres`nya berjalan lebih cepat," kata Syahrul di sela-sela peninjauan lokasi yang direncanakan menjadi titik pembantalan awal jalur Kereta Api Makassar ke Pare-pare di Kelurahan Tanete, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Jumat.

Gubernur mengatakan, secara umum hampir tidak ada kendala berarti yang ditemui dalam proses pembebasan lahan tahap awal sepanjang 30 km di Kabupaten Barru.

"Dengan target 30 kilometer, 80 persen sudah selesai. Kita harap bulan depan yang 100 kilometer bisa kita selesaikan," kata dia.

Ia menjelaskan, pada proyek kereta api tersebut banyak digunakan teknologi terbaru, termasuk untuk pengukuran tanah dan pengawasan pengerjaan. Dengan demikian, penggunaan tenaga manusia untuk pengukuran dapat diminimalisir sementara di sisi lain hasil pengukuran juga lebih akurat.

Sementara terkait batalnya kunjungan kerja Presiden Jokowi, menurut Gubernur Sulsel dua periode tersebut, hal yang terpenting bukan hanya kedatangan presiden atau menteri, tetapi akselerasi tinggi yang dilakukan oleh pelaksana proyek.

"Akselerasi ini yang penting sehingga semua bisa berjalan lebih cepat dan mewujudkan apa yang selama ini diimpikan oleh masyarakat Sulsel," kata dia.

Sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pembantalan rel kereta api Makassar-Parepare yang sedianya akan dilangsungkan pada Agustus ini ditunda hingga Oktober mendatang.

"Kita sedang menunggu rel yang akan datang pada Oktober dari Cina dan Jepang," kata Hermanto yang ditemui di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kamis.

Saat ini, kata dia, pihaknya tengah membuat badan jalan dengan memadatkan tanah di areal tersebut secara berulang-ulang untuk memastikan kekuatannya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024