Mamuju (ANTARA Sulsel) - Ketua Partai Demokrat Sulawesi Barat Suhardi Duka mengatakan sedang mencari dan menyiapkan figur pendamping dirinya untuk menghadapi pemilihan gubernur dan wagub Sulbar pada Pilkada serentak putaran kedua pada Februari 2017.

"Jauh sebelumnya kami telah mempersiapkan diri untuk maju dalam pertarungan politik Pilgub 2017. Saat ini kita telah membuat simulasi untuk menjaring diantara figur yang paling pas untuk bersama-sama berjuang menghadapi momentum politik ini," katanya di Mamuju, Jumat.

DPD Demokrat Sulbar sejauh ini telah menginventarisir sejumlah nama potensial untuk kemudian dilakukan survei calon wagub.

"Bukan hanya datang dari internal partai, nama calon pendamping itu bisa saja dari kalangan di luar Partai Demokrat. Sebut saja dari Gerindra, PDI Perjuangan, tokoh agama, birokrat senior, hingga petinggi militer," ujar bupati Mamuju selama dua periode itu.

Menurut Suhardi Duka, pihaknya bakal tetap menjalankan mekanisme survei sebelum menentukan siapa yang bakal menjadi pendampingnya di gelaran Pemilukada Sulawesi Barat nanti.

"Tahapan itu (survei) segera berjalah secepatnya, setidaknya setelah pelaksanaan Musda Partai Demokrat Sulbar yang akan dihelat 15 Januari," terangnya.

Dijelaskan Suhardi, banyaknya jumlah figur yang akan disurvei diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih komplit mengenai elektabilitas hingga popularitas setiap sosok.

"Simulasi penentuan pasangan (Cawagub) juga dapat lebih akurat kalkulasinya. Metode ini hal terpenting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi," ungkap SDK.

Suhardi Duka memang dikenal sebagai figur yang sangat mempercayai hasil survei. Bahkan, meski sudah memastikan diri akan dicalonkan oleh Partai Demokrat, nama Suhardi Duka tetap dimasukkan kedalam daftar figur yang akan disurvei.

SDK menganggap, semua figur calon Wakil gubernur punya potensi yang sama. Soal ukuran paling mendasar untuk menentukan pasangan dan akan berkoalisi dengan Partai apa, ia hanya menyebut, itu bergantung pada hasil survei.

Untuk menuju pentas sebesar Pemlukada Sulbar maka semua potensi harus dikalkulasi secara seksama, termasuk sebaran dukungan hingga peta kekuatan mesti terbaca dengan jelas.

"Jika tidak, kita bisa salah langkah. Menang atau tidaknya di Pilgub, itu berawal dari perencanaan. Kalau perencanaannya tidak bagus, itu sama saja merencanakan kegagalan," kata Suhardi.

Suhardi pun secara khusus membuat simulasi untuk memantapkan rencana kedepan termasuk membuat simulasi dan pemetaan bakal pasangan calon di Pemilukada Sulawesi Barat.

Simulasi yang dimaksud kata dia, seperti, SDK-Kalma, SDK-Muhyina, SDK-Aladin, SDK-Syibli, SDK-Masmun Manggesa, SDK-Jacobus, dan SDK-Enny Anggraeni.

Sebagai pembanding, ia juga mencoba membuat simulasi kemungkinan Ali Baal Masdar (ABM) akan menggandeng siapa di Pemilukada Sulawesi Barat mendatang seperti ABM-Hamzah, ABM-Ismail, ABM-Kalma, ABM-Jacobus, dan ABM-Enny Anggraeni.

"Tapi kemungkinan-kemungkinan lain selalu ada. Tapi setidaknya, sudah ada peta awal yang bisa dibaca," ujarnya.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024